Minggu, 24 April 2016

Hai sahabat blogger !!!
Setelah kita belajar mengenai pengantar psikodiagnostik dan sejarahnya, sekarang saatnya kita mengenal berbagai macam alat tes dalam psikodiagnostik. Mempelajari alat tes dapat bermanfaat untuk kita saat akan memasuki dunia kerja, pengambilan jurusan sekolah atau universitas, mengetahui minat bakat, tingkat intelegensi dan sebagainya. Penasaran kan atau sudah tidak sabar ?? yukk kita simak penjelasannya ...
Terdapat berbagai macam tes intelegensi, diantaranya :


TES INTELEGENSI
1. Tes Intelegensi IST
           Tes ini dipandang sebagai gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian- bagian yang saling berhubungan secara makna (struktur). Dimana struktur intelegensi tertentu meggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk profesi atau pekerjaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karier serta membantu pengambilan keputusan dalam hidup individu. IST terdiri dari sembilan subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 item, yaitu :
·       *  SE : Melengkapi kalimat. Pada subtes ini yang diukur adalah pembentukan keputusan
·        * WA : Melengkapi kalimat. Pada subtes ini akan diukur kemampuan bahasa
·         *AN : Persamaan kata. Pada subtes ini yang diukur adalah kemampuan fleeksibilitas dalam berpikir
·         *GE : Sifat yang dimiliki bersama. Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah kemampuan abstraksi verbal
·         *RA : Berhitung. Dalam subtes ini aspek yang dilihat adalah kemampuan berpikir praktis dalam berhitung
·         *ZR : Deret angka. Dalam subtes ini akan dilihat bagaimana cara berpikir teoritis dengan hitungan
·         *FA : Memilih bentuk. Pada subtes ini akan mengukur kemampuan dalam membayangkan
·         *WU : Latihan balok. Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah daya bayang ruang, kemampuan tiga dimensi
*ME : Latihan simbol. Subtes ini mengukur daya ingat, konsentrasi yang menetap, dan daya tahan
Tahap skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa setiap jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan. Adapun interpretasi yang dapat dilakukan dari tes IST adalah taraf kecerdasan, dimensi Festigung-Flexibilität dan profil M-W        2. Tes Intelegensi CFIT
Hasil gambar untuk TES CFITTes ini dipergunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum atau kecerdasan. CFIT mengukur Intelegensi individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk mengurangi pengaruh percakapan verbal, iklim budaya, tingkat pendidikan (Cattel dalam Kumara, 1989).  Adapun skala kemampuan kecerdasan sebagai berikut:
·         *Skala 1 : Usia 4-8 tahun dan orang dengan RM,  tidak ada bentuk A & B,  terdiri atas 8 subtes
·         *Skala 2 : Usia 8-15 tahun, untuk orang dewasa yang memiliki kecerdasan dibawah normal, ada bentu A & B, terdiri atas 4 subtes                                                                                                     *Skala 3 : Usia> 15 tahun (untuk usia sekolah lanjutan atas) untuk orang dewasa dengan kecerdasan tinggi, ada bentuk A&B, terdiri atas 4 subtes, Bentuk tes yang tersedia yaitu dalam bentuk buku soal dan lembar jawaban yang terpisah                                                                                                             3. Tes Intelegensi SPM (Standard Progresive Matrices)
Hasil gambar untuk TES SPMSPM merupakan salah satu contoh bentuk skala intelegensi yang dapat diberikan secara individual maupun kelompok, Skala ini dirancang oleh J. C. Raven dan diterbitkan terakhir oleh H. K. Lewis & Co. Ltd. London pada tahun 1960. SPM merupakan tes yang bersifat nonverbal, artinya materi soal-soalnya diberikan tidak dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Disamping SPM, terdapat satu versi progressive matrices yang disajikan dalam gambar berwarna dan diberi nama The Coloured Progressive Matrices (CPM). Soal-soal dalam skala CPM diberikan dalam bentuk gambar berwanra karena memang diperuntukkan bagi subjek yang berusia sangat muda atau justru yang sudah berusia tua. Bagi mereka yang memiliki kapasitas intelektual di atas rata-rata disediakan versi lain, yaitu The Advanced Progressive Matrices (APM) yang dibuat dalam dua seri, yaitu Seri I dan Seri II.                                                                                                                               4. Tes Intelegensi SB (Skala Binet)
Dalam melaksanakan tes Binet ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:
·        * Ucapan terima kasih
Hasil gambar untuk TES SB·         *Menjelaskan tujuan pemeriksaan psikologis
·         * Menjelaskan prosedur pemeriksaan
·          *Penjelasan tentang alat yang akan digunakan
·         *Prosedur ijin kebelakang
·          *Menanyakan kesiapan testee
·          *Etika hasil
·         *Mengecek alat-alat yang akan digunakan
·         *Melaksanakan tes binet
·         *Melakukan scoring tes binet
·         *Membuat laporan
·         *Mengecek alat-alat yang akan digunakan
·         *Melaksanakan tes binet
·         *Melakukan scoring tes binet
·         *Membuat hasil laporan
5  5. Tes Intelegensi WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised)
S                Weschler pertama kali diterbitkan pada tahun 1939 dengan nama Weschler-Bellevue (W-B). Sasaran utama test ini adalah untuk menyediakan test intelegensi bagi orang dewasa usia 16 – 75 tahun atau lebih yang penyajiannya secara individual. penyajian WAIS secara layak meminta tester mampu menyelenggarakan dengan baik, bahan-bahan yang teratur, ruangan testing yang sesuai, dan waktu yang cukup. WAIS mengukur dua aspek kemampuan potensial subyek yaitu aspek Verbal dan aspek Performance. Selain buku pegangan dan bentuk penilaian, perlengkapan bahan-bahan yang digunakan dalam menyajikan WAIS adalah booklet berikat spiral berisi soal-soal tes melengkapi gambar, booklet berikat spiral berisi rancangan-rancangan untuk tes dan rancangan balok, kantong berisi kartu-kartu untuk tes mengatur gambar, sembilan kubus merah-putih untuk tes rancangan balok, empat kantong berisi bagian-bagian untuk soal-soal tes merakit obyek, kartu perisai melukiskan beberan untuk bagian-bagian soal merakit obyek dan stopwatch untuk mencatat waktu.  6. Tes Intelegensi WISC
                  The Wechlser Intelligence Scale for Children – Revised (WISC – R) Revisi skala WISC yang dinamai WISC-R diterbitkan tahun 1974 dan dimaksudkan untuk mengukur inteligensi anak-anak usia 6 sampai dengan 16 tahun. WISC-R terdiri atas 12 subtes yang dua diantaranya digunakan hanya sebagai persediaan apabila diperlukan penggantian subtes. Keduabelas subtes tersebut dikelompokkan menjadi dua golongan. Skala verbal terdiri dari informasi, komprehensi, aritmatik, kesamaan, kosakata, rentang Angka. Sedangkan informasi terdiri dari kelengkapan gambar, susunan gambar, rancangan blok, perakitan objek, coding (Sandi), mazes (Taman Sesat).
        

       TES KEMAMPUAN KERJA

     1. Tes Kraepelin
                Tes Kreapelin merupakan hasil dari ciptaan Emilie Kraepelin dia adalah seorang Psikiater dari Jerman, adapun proses pembuatannya dari tahum 1856-1926. Alat ini dapat tercipta atas dasar pemikiran dari faktor – faktor yang merupakan kekhasan dari sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku. Tes ini sebenarnya awalnya diperuntukan untuk keribadian. Tujuan dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan seperti apa tipe performance seseorang, misalnya hasil penjualan yang rendah, dapat menggindikasi adaya gejala depresi mental. Interprestasi tujuan tes kraepelin mencakup 4 hal:
·        * Faktor kecepatan (speed factor), dimana dalam faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang dicapai seseorang atau teste saat mengerjakan tes.
·         *Faktor ketelitian (accuracy factor), faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan tes.
·         *Faktor keajegan (rithme factor), faktor ini ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes.
·         *Faktor ketahanan (ausdeur factor), dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes.

     2. Tes Pauli

                Dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr.Richard Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss. Tujuan pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas perbedaan kondisi individu, melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap prestasi. Aspek kepribadian yang diukur dalam tes Pauli adalah kekuatan kemauan, daya tahan dan keuletan, ketekunan dan konsentrasi, daya penyesuaian, vitalitas atau energi, kecermatan dan ketelitian, stabilitas emosi, sikap terhadap tugas dan sikap dalam menghadapi tantangan. Alat dan prosedur pelaksanaan tes: Menyiapkan stopwatch yang siap pakai, menuliskan contoh Pauli di papan tulis, membagikan lembar tes Pauli dengan isian untuk nomor, nama, dan sebagainya terletak di sebelah atas, membagikan pensil (disarankan ada cadangan), intruksi. 


TES EVALUASI BELAJAR

Evaluasi adalah proses pengumpulan, penganalisaan dan penafsiran yang sistematis untuk menentukan/menetapkan sampai sejauh mana para siswa mencapai tujuan-tujuan pengajaran. fungsi evaluasi adalah sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian tujuan pengajaran dan sebagai dasar untuk menentukan nilai atau tingkat keberhasilan belajar siswa. Adapun jenis evaluasi sebagai berikut:
·       *  Evaluasi penempatan : untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat
·         *Evaluasi psikodiagnostik: untuk mengenal latar belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar
·         *Evaluasi formatif : untuk memberikan balikan
·         *Evaluasi sumatif : untuk memberikan nilai kemajuan dan keberhasilan siswa
Teknik evaluasi terbagi membagi dua yaitu teknis tes (Individu yang dievaluasi (testee) akan mengalami perlakuan yang sama, dalam hal perintah, bentuk tugas, dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan evaluasi tugas) dan teknik non tes (digunakan untuk menilai psikomotorik dan afektif dari peserta didik, bukan aspek kognitifnya).

TES INVENTORI

                                                                                                                                                        1. PAPI  (The Personality Preference Inventory)
PAPI merupakan sebuah alat ukur yang memeriksa gaya kerja yang sangat populer dan digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan di lebih 50 negara. PAPI dirancang oleh Dr. Max Martin Kostick di tahun 1960-an. Tujuan tes ini untuk pemeriksaan yang khusus berkaitan dengan kerja , tes ini berusaha untuk menjelaskan serta menjawab pertanyaan terkait permasalahan kepribadian inheren. PAPI memiliki dua format yaitu:
·         *PAPI I (Ipsatif ) dimana format tersebut mengadopsisebuah format wajib memilih (forced-choice) dan menuntut responden untuk memilih prefensi – prefensi darim90 pernyataan.
·         *PAPI N (Normatif) Tes ini meminta orang-orang yang mengerjakan kuesioner untuk memberikan tingkat sejauh mana mereka setuju dengan 126 pernyatan.
    2. NEO-PI-R (NEO-Personality Inventory Revised)
NEO-PI-R adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item). Kelebihan dari alat ukur NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga memudahkan untuk mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan terhadap pengalaman baru dan sebagainya.                                                                                            3. DISC ( Dominance, Influence, Steadiness, Complience)
Alat tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Manfaat alat ukur ini adalah memberikan pemahaman tentang diri seseorang terkait dengan kelebihan dan kekurangan dirinya, perencanaan masa depan yang lebih baik dan penempatan yang sesuai dengan keunikan seseorang.      4. EPPS (Edward Personality Preference Schedule)
Merupakan tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan yang harus dimiliki manusia. EPPS umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu tes yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Tes EPPS bertujuan untuk mengungkap 15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk tes EPPS berupa pasangan-pasangan pernyataan berjumlah 225 pasang. Standar konsistensi pengerjaan EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9 sudah dapat dikatakan valid untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).                                                                            5. MBTI
Tes MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan putrinya, Isabel Brigss Myers. Tes MBTI bertujuan secara khusus untuk mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-tipe kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi dalam melakukan tes bagi pesertanya. Kegunaaan tes ini untuk bimbingan konseling, pengembangan diri dan memehami orang lain dengan cara yang lebih baik. MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan. Masing-masing memiliki sisi positif dan sisi negatif. Berikut empat skala kecenderungan MBTI, yaitu:
·         Ektrovert (E) vs Introvert (I)
·         Sensing (S) vs Intuition (I)
·         Thinking (T) vs Feeling (F)
·         Judging (J) vs Perceiving (P)

TES GRAFIS DAN TES PROYEKTIF

1. WZT / WARTEGG
Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg dalam karyanya Gestaltung und Character sebagai suatu outline untuk tipologi tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data berupa bentuk/gambar yang ambigu di tiap 8 kotaknya. Tujuan tes ini untuk mengeksplorasi struktur kepribadian dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, dan fungsi realita, sejauhmana masalah-masalah yang ada “meluas” dalam diri individu dan melihat abnormalitas manusia. Alat yang dibutuhkan dalam tes ini adalah menyiapkan stopwatch yang siap pakai, menggambar Tes Wartegg di papan tulis dan membagikan lembar Tes Wartegg dan sebatang pinsil HB.
2. DAM
Tes menggambar Orang dilaksanakan secara individual. Biasanya digunakan untuk keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan secara klasikal. Alat yang dibutuhkan yaitu 2 lembar kertas putih ukuran 8.5” x 11”, pensil (medium soft), penghapus (sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan), lembaran observasi dan lembaran penyerta. Adapun peranan DAM:
·        * Industri dan organisasi : Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam seleksi *karyawanUntuk membuat profil kompetensi
·         *Militer : Seleksi, klinis, diagnosa, dan lainnya
·         *TK : Dapat melihat kesiapan anak untuk sekolah
·         *SMA : Penjurusan
·         *Kuliah : Seleksi, kesesuaian minat dan bakat
·         *Psikolog : Diagnosa gangguan kepribadian > kebutuhan terapi
               3. BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa dilaksanakan secara individual maupun klasikal. Metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia. Pohon yang dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan symbol-simbol yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu sendiri. Psikolog klinis dapat menggunakan metode ini untuk mencari gambaran kepribadian individu yang lebih mendalam hingga mencari indikasi patologisnya. Baik itu patologis bersifat kepribadian atau gangguan yang bersifat medis. Dari dunia industry/perusahaan, tim rekrutmen masih menggunakan metode ini sebagai salah satu alat untuk melihat potensi individu/calon karyawan.
4. GRAFOLOGI
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang melalui tulisannya. Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri. Konsep dari tes ini adalah ruang (Tempat seseorang dalam mencoretkan tulisannya), gerak (Arah tulisan kekanan atau kekiri, keatas atau menurun), dan bentuk (bentuk-bentuk dari tulisan tiap huruf ataupun kata).
5. DRAGON TES
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak. Objeknya matahari (ayah), rumah (ibu), pohon (anak), naga (kemarahan, kekuatan, dinamika anak) dan kolam (emosi,perasaan, sensitivitas). Alat yang digunakan adalah gambar dibuat dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu merah, hijau, kuning, biru dan hitam, untuk waktu pengerjaan tes ini tidak dibatasi oleh waktu, alat yang digunakan kertas putih ukuran A4, satu set pensil warna (5 warna primer) dan daftar 5 objek gambar.
6. TES PROYEKTIF
Muncul karena adanya protes terhadap teori atau aliran lama yang kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan memandang individu bukan suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek. Aspek psikologis manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia.
7. TES ROSRACH
Metode proyektif yang paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian seseorang adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang. Ada tiga kategori penting dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang menunjukkan pada bagian mana respon dilihat oleh klien dalam kartu, determinan yang menunjukkan bagaimana respon tersebut dilihat, dan konten yang menunjukkan apa yang dilihat klien dalam kartu.
8. TAT
Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu. Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong. TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Manfaat dari tes TAT adalah berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose dan sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa. Adapun prosedur dalam tes ini adalah klien diminta membuat cerita dari beberapa kartu bergambar yang disajikan satu persatu, klien dapat menulis sendiri ceritanya atau examiner yang menulis cerita klien dan tugas klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat ini, sebelumnya (situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana pikiran dan perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari cerita yang dibuat klien.
Sekian materi yang bisa saya sampaikan, terima kasih !!!
SALAM MAHASISWA ...

0 komentar:

Posting Komentar