Hai sahabat blogger !!!
Setelah kita belajar
mengenai pengantar psikodiagnostik dan sejarahnya, sekarang saatnya kita
mengenal berbagai macam alat tes dalam psikodiagnostik. Mempelajari alat tes
dapat bermanfaat untuk kita saat akan memasuki dunia kerja, pengambilan jurusan
sekolah atau universitas, mengetahui minat bakat, tingkat intelegensi dan
sebagainya. Penasaran kan atau sudah tidak sabar ?? yukk kita simak
penjelasannya ...
Terdapat berbagai macam
tes intelegensi, diantaranya :
TES INTELEGENSI
1. Tes Intelegensi IST
Tes ini dipandang sebagai gestalt (menyeluruh),
yang terdiri dari bagian- bagian yang saling berhubungan secara makna
(struktur). Dimana struktur intelegensi tertentu meggambarkan pola kerja
tertentu, sehingga akan cocok untuk profesi atau pekerjaan tertentu.
Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk memahami diri dan
pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karier serta membantu
pengambilan keputusan dalam hidup individu. IST terdiri dari sembilan subtes
yang keseluruhannya berjumlah 176 item, yaitu :
· * SE : Melengkapi kalimat. Pada subtes ini
yang diukur adalah pembentukan keputusan
· * WA : Melengkapi kalimat. Pada subtes ini
akan diukur kemampuan bahasa
· *AN : Persamaan kata. Pada subtes ini
yang diukur adalah kemampuan fleeksibilitas dalam berpikir
· *GE : Sifat yang dimiliki bersama. Pada
subtes ini hal yang akan diukur adalah kemampuan abstraksi verbal
· *RA : Berhitung. Dalam subtes ini aspek
yang dilihat adalah kemampuan berpikir praktis dalam berhitung
· *ZR : Deret angka. Dalam subtes ini akan
dilihat bagaimana cara berpikir teoritis dengan hitungan
· *FA : Memilih bentuk. Pada subtes ini akan mengukur
kemampuan dalam membayangkan
· *WU : Latihan balok. Pada subtes ini hal yang akan
diukur adalah daya bayang ruang, kemampuan tiga dimensi
*ME : Latihan simbol. Subtes ini
mengukur daya ingat, konsentrasi yang menetap, dan daya tahan
Tahap
skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa setiap
jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan. Adapun
interpretasi yang dapat dilakukan dari tes IST adalah taraf kecerdasan, dimensi
Festigung-Flexibilität
dan profil M-W 2. Tes Intelegensi CFIT
Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang
berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum atau kecerdasan. CFIT mengukur Intelegensi
individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk mengurangi pengaruh
percakapan verbal, iklim budaya, tingkat pendidikan (Cattel dalam Kumara,
1989). Adapun skala kemampuan kecerdasan
sebagai berikut:
· *Skala 1 : Usia 4-8 tahun dan orang
dengan RM, tidak ada bentuk A &
B, terdiri atas 8 subtes
· *Skala 2 : Usia 8-15 tahun, untuk orang dewasa yang memiliki kecerdasan
dibawah normal, ada bentu A & B, terdiri atas 4 subtes *Skala 3 : Usia> 15 tahun (untuk usia sekolah
lanjutan atas) untuk orang dewasa dengan kecerdasan tinggi, ada bentuk A&B, terdiri atas 4 subtes, Bentuk tes yang tersedia yaitu dalam bentuk buku soal dan lembar jawaban
yang terpisah 3. Tes Intelegensi SPM (Standard Progresive Matrices)
SPM
merupakan salah satu contoh bentuk skala intelegensi yang dapat diberikan
secara individual maupun kelompok, Skala ini dirancang oleh J. C. Raven dan
diterbitkan terakhir oleh H. K. Lewis & Co. Ltd. London pada tahun 1960. SPM
merupakan tes yang bersifat nonverbal, artinya materi soal-soalnya diberikan
tidak dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar.
Disamping SPM, terdapat satu versi progressive matrices yang disajikan dalam
gambar berwarna dan diberi nama The Coloured Progressive Matrices (CPM).
Soal-soal dalam skala CPM diberikan dalam bentuk gambar berwanra karena memang
diperuntukkan bagi subjek yang berusia sangat muda atau justru yang sudah
berusia tua. Bagi mereka yang memiliki kapasitas intelektual di atas rata-rata
disediakan versi lain, yaitu The Advanced Progressive Matrices (APM) yang
dibuat dalam dua seri, yaitu Seri I dan Seri II. 4. Tes Intelegensi SB (Skala Binet)
Dalam
melaksanakan tes Binet ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:
· * Ucapan terima kasih
· * Menjelaskan prosedur pemeriksaan
·
*Penjelasan tentang alat yang akan
digunakan
· *Prosedur ijin kebelakang
·
*Menanyakan kesiapan testee
·
*Etika hasil
· *Mengecek alat-alat yang akan digunakan
· *Melaksanakan tes binet
· *Melakukan scoring tes binet
· *Membuat laporan
· *Mengecek
alat-alat yang akan digunakan
· *Melaksanakan
tes binet
· *Melakukan
scoring tes binet
· *Membuat
hasil laporan
5 5. Tes Intelegensi WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised)
S Weschler pertama kali diterbitkan pada
tahun 1939 dengan nama Weschler-Bellevue (W-B). Sasaran utama test ini adalah
untuk menyediakan test intelegensi bagi orang dewasa usia 16 – 75 tahun atau
lebih yang penyajiannya secara individual. penyajian
WAIS secara layak meminta tester mampu menyelenggarakan dengan baik,
bahan-bahan yang teratur, ruangan testing yang sesuai, dan waktu yang cukup. WAIS mengukur dua aspek kemampuan potensial subyek
yaitu aspek Verbal dan aspek Performance. Selain buku pegangan dan bentuk
penilaian, perlengkapan bahan-bahan yang digunakan dalam menyajikan WAIS adalah booklet berikat
spiral berisi soal-soal tes melengkapi gambar, booklet berikat spiral berisi
rancangan-rancangan untuk tes dan rancangan balok, kantong berisi kartu-kartu
untuk tes mengatur gambar, sembilan kubus merah-putih untuk tes rancangan balok,
empat kantong berisi bagian-bagian untuk soal-soal tes merakit obyek, kartu perisai
melukiskan beberan untuk bagian-bagian soal merakit obyek dan stopwatch untuk
mencatat waktu. 6. Tes Intelegensi WISC
The
Wechlser Intelligence Scale for Children – Revised (WISC – R) Revisi skala WISC
yang dinamai WISC-R diterbitkan tahun 1974 dan dimaksudkan untuk mengukur
inteligensi anak-anak usia 6 sampai dengan 16 tahun. WISC-R terdiri atas 12
subtes yang dua diantaranya digunakan hanya sebagai persediaan apabila
diperlukan penggantian subtes. Keduabelas subtes tersebut dikelompokkan menjadi
dua golongan. Skala verbal terdiri dari informasi, komprehensi, aritmatik, kesamaan, kosakata, rentang Angka. Sedangkan informasi terdiri
dari kelengkapan gambar, susunan gambar, rancangan blok, perakitan objek, coding (Sandi), mazes (Taman Sesat).
TES KEMAMPUAN KERJA
1. Tes Kraepelin
Tes Kreapelin merupakan hasil dari ciptaan
Emilie Kraepelin dia adalah seorang Psikiater dari Jerman, adapun proses
pembuatannya dari tahum 1856-1926. Alat ini dapat tercipta atas dasar pemikiran
dari faktor – faktor yang merupakan kekhasan dari sensori sederhana, sensori
motor, perseptual dan tingkah laku. Tes ini sebenarnya awalnya diperuntukan untuk keribadian. Tujuan dari tes
Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan seperti apa tipe
performance seseorang, misalnya hasil penjualan yang rendah, dapat
menggindikasi adaya gejala depresi mental. Interprestasi tujuan tes kraepelin
mencakup 4 hal:
· * Faktor kecepatan (speed factor), dimana dalam
faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang dicapai seseorang
atau teste saat mengerjakan tes.
· *Faktor ketelitian (accuracy factor),
faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang
diperbuat dalam pengerjaan tes.
· *Faktor keajegan (rithme factor), faktor
ini ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes.
· *Faktor ketahanan (ausdeur factor),
dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan
tes.
2. Tes Pauli
Dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr.Richard Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss. Tujuan pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas perbedaan kondisi individu, melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap prestasi. Aspek kepribadian yang diukur dalam tes Pauli adalah kekuatan kemauan, daya tahan dan keuletan, ketekunan dan konsentrasi, daya penyesuaian, vitalitas atau energi, kecermatan dan ketelitian, stabilitas emosi, sikap terhadap tugas dan sikap dalam menghadapi tantangan. Alat dan prosedur pelaksanaan tes: Menyiapkan stopwatch yang siap pakai, menuliskan contoh Pauli di papan tulis, membagikan lembar tes Pauli dengan isian untuk nomor, nama, dan sebagainya terletak di sebelah atas, membagikan pensil (disarankan ada cadangan), intruksi.
TES EVALUASI BELAJAR
Evaluasi
adalah proses pengumpulan, penganalisaan dan penafsiran yang sistematis untuk
menentukan/menetapkan sampai sejauh mana para siswa mencapai tujuan-tujuan
pengajaran. fungsi evaluasi adalah sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pengajaran dan sebagai dasar untuk menentukan nilai atau tingkat
keberhasilan belajar siswa. Adapun jenis evaluasi sebagai berikut:
· * Evaluasi penempatan : untuk menempatkan
siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat
· *Evaluasi psikodiagnostik: untuk mengenal
latar belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar
· *Evaluasi formatif : untuk memberikan
balikan
· *Evaluasi sumatif : untuk memberikan
nilai kemajuan dan keberhasilan siswa
Teknik
evaluasi terbagi membagi dua yaitu teknis tes (Individu yang dievaluasi
(testee) akan mengalami perlakuan yang sama, dalam hal perintah, bentuk tugas,
dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan evaluasi tugas) dan teknik non tes
(digunakan untuk menilai psikomotorik dan afektif dari peserta didik, bukan
aspek kognitifnya).
TES INVENTORI
1. PAPI (The Personality Preference Inventory)
PAPI
merupakan sebuah alat ukur yang memeriksa gaya kerja yang sangat populer dan
digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan di lebih 50 negara. PAPI dirancang
oleh Dr. Max Martin Kostick di tahun 1960-an. Tujuan tes ini untuk pemeriksaan yang
khusus berkaitan dengan kerja , tes ini berusaha untuk menjelaskan serta
menjawab pertanyaan terkait permasalahan kepribadian inheren. PAPI memiliki dua
format yaitu:
· *PAPI I (Ipsatif ) dimana format tersebut
mengadopsisebuah format wajib memilih (forced-choice) dan menuntut responden
untuk memilih prefensi – prefensi darim90 pernyataan.
· *PAPI N (Normatif) Tes ini meminta
orang-orang yang mengerjakan kuesioner untuk memberikan tingkat sejauh mana
mereka setuju dengan 126 pernyatan.
2. NEO-PI-R (NEO-Personality Inventory Revised)
NEO-PI-R
adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara
menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. NEO-PI-R
terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item). Kelebihan dari alat ukur
NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga memudahkan untuk
mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda. Tujuan tes ini
adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan
terhadap pengalaman baru dan sebagainya. 3. DISC ( Dominance, Influence, Steadiness,
Complience)
Alat
tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya
kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Manfaat
alat ukur ini adalah memberikan pemahaman tentang diri seseorang terkait dengan
kelebihan dan kekurangan dirinya, perencanaan masa depan yang lebih baik dan
penempatan yang sesuai dengan keunikan seseorang. 4. EPPS (Edward Personality Preference Schedule)
Merupakan
tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini
dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan
yang harus dimiliki manusia. EPPS umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu
tes yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Tes EPPS bertujuan untuk
mengungkap 15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk tes EPPS berupa
pasangan-pasangan pernyataan berjumlah 225 pasang. Standar konsistensi
pengerjaan EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9 sudah dapat
dikatakan valid untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005). 5. MBTI
Tes
MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang
dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan
putrinya, Isabel Brigss Myers. Tes MBTI bertujuan secara khusus untuk
mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-tipe kepribadian yang spesifik yang
kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi dalam melakukan tes bagi
pesertanya. Kegunaaan tes ini untuk bimbingan konseling, pengembangan diri dan
memehami orang lain dengan cara yang lebih baik. MBTI bersandar pada empat
dimensi utama yang saling berlawanan. Masing-masing memiliki sisi positif dan
sisi negatif. Berikut empat skala kecenderungan MBTI, yaitu:
·
Ektrovert (E) vs Introvert (I)
·
Sensing (S) vs Intuition (I)
·
Thinking (T) vs Feeling (F)
·
Judging (J) vs Perceiving (P)
TES GRAFIS DAN TES PROYEKTIF
1. WZT / WARTEGG
Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg
dalam karyanya Gestaltung und Character sebagai suatu outline untuk tipologi
tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data berupa bentuk/gambar
yang ambigu di tiap 8 kotaknya. Tujuan tes ini untuk mengeksplorasi
struktur kepribadian dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol,
dan fungsi realita, sejauhmana masalah-masalah yang ada “meluas” dalam diri
individu dan melihat abnormalitas manusia. Alat yang dibutuhkan dalam tes ini
adalah menyiapkan stopwatch yang siap pakai, menggambar Tes Wartegg di papan
tulis dan membagikan lembar Tes Wartegg dan sebatang pinsil HB.
2. DAM
Tes
menggambar Orang dilaksanakan secara individual. Biasanya digunakan untuk
keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan secara klasikal. Alat yang
dibutuhkan yaitu 2 lembar kertas putih ukuran 8.5” x 11”, pensil (medium soft),
penghapus (sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan), lembaran observasi dan
lembaran penyerta. Adapun peranan DAM:
· * Industri dan organisasi : Untuk
digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam seleksi *karyawanUntuk membuat profil kompetensi
· *Militer : Seleksi, klinis, diagnosa, dan
lainnya
· *TK : Dapat melihat kesiapan anak untuk
sekolah
· *SMA : Penjurusan
· *Kuliah : Seleksi, kesesuaian minat dan
bakat
· *Psikolog : Diagnosa gangguan kepribadian
> kebutuhan terapi
3. BAUM
Tes
menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa dilaksanakan secara individual
maupun klasikal. Metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia. Pohon yang
dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan symbol-simbol
yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu sendiri. Psikolog
klinis dapat menggunakan metode ini untuk mencari gambaran kepribadian individu
yang lebih mendalam hingga mencari indikasi patologisnya. Baik itu patologis
bersifat kepribadian atau gangguan yang bersifat medis. Dari dunia
industry/perusahaan, tim rekrutmen masih menggunakan metode ini sebagai salah
satu alat untuk melihat potensi individu/calon karyawan.
4. GRAFOLOGI
Grafologi berasal dari kata graphos
yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu. Jadi grafologi
adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang melalui
tulisannya. Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan
karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita
dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan
bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri. Konsep
dari tes ini adalah ruang (Tempat seseorang dalam mencoretkan tulisannya),
gerak (Arah tulisan kekanan atau kekiri, keatas atau menurun), dan bentuk
(bentuk-bentuk dari tulisan tiap huruf ataupun kata).
5. DRAGON TES
Tes yang dikembangkan oleh J.D
Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak. Objeknya
matahari (ayah), rumah (ibu), pohon (anak), naga (kemarahan, kekuatan, dinamika
anak) dan kolam (emosi,perasaan, sensitivitas). Alat yang digunakan adalah
gambar dibuat dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu merah, hijau, kuning,
biru dan hitam, untuk waktu pengerjaan tes ini tidak dibatasi oleh waktu, alat
yang digunakan kertas putih ukuran A4, satu set pensil warna (5 warna primer)
dan daftar 5 objek gambar.
6. TES PROYEKTIF
Muncul karena adanya protes
terhadap teori atau aliran lama yang kebanyakan bersifat structuralism,
behaviorism, yang kebanyakan memandang individu bukan suatu whole tetapi
sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek. Aspek psikologis manusia yang tidak
disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap melalui self
report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument
khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia.
7. TES ROSRACH
Metode proyektif yang paling
dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian seseorang adalah
tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan bentuk
ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu berwarna
hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya memiliki
warna. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya,
tingkat intelektual dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian
seseorang. Ada tiga kategori penting dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu
lokasi yang menunjukkan pada bagian mana respon dilihat oleh klien dalam kartu,
determinan yang menunjukkan bagaimana respon tersebut dilihat, dan konten yang
menunjukkan apa yang dilihat klien dalam kartu.
8. TAT
Thematic Apperception Test atau
yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek
kepribadian individu. Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6
inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda
dan 1 kartu kosong. TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat
bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan
lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan
tersebut. Manfaat dari tes TAT adalah berguna dalam mempelajari secara
keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku
abnormal, penyakit psikosomatis, neurose dan sebagai pendahuluan interview
therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa. Adapun prosedur dalam
tes ini adalah klien diminta membuat cerita dari beberapa kartu bergambar yang
disajikan satu persatu, klien dapat menulis sendiri ceritanya atau examiner
yang menulis cerita klien dan tugas klien adalah menceritakan apa yang sedang
terjadi saat ini, sebelumnya (situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini),
bagaimana pikiran dan perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana
akhir dari cerita yang dibuat klien.
Sekian materi yang bisa saya sampaikan, terima kasih !!!
SALAM MAHASISWA ...
0 komentar:
Posting Komentar