Selasa, 03 Mei 2016

Haii Sahabat blogger !!!
Dalam kesempatan ini saya akan sedikit membahas lagi dari awal hingga sekarang yaitu dari pengantar psikodiagnostik sampai ilmu yang saya dapat saat ini. Sebelum kita mulai untuk belajar psikodiagnostik dari awal lagi, lebih baiknya kita mengerti dahulu apa itu psikologi, apa itu psikodiagnostik dan apa yang membedakan antara keduanya. Dari pertama baru dimulai mata kuliah psikodiagnostik, saya mendapatkan definisi dari psikodiagnostik dari dosen saya.


Beliau mendifinisikan psikodiagnostik sebagai alat bantu untuk memahami tingkah laku manusia terkait dengan emosi dengan adanya cara pengukuran (observasi, ketika ia berinteraksi) dalam bentuk tes psikologi yang memunculkan penilaian. Sedangkan menurut Sarlito ( 1976 : 9 ) berdasarkan asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata Yunani : Psyche yang berarti jiwa dan Logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah psikologi berarti ilmu jiwa. W.A. Gerungan (1972 : 5) dalam bukunya Psikologi Sosial, mengemukakan arti kata kedua istilah tersebut menurut isinya sebenarnya sama, sebab istilah ilmu jiwa itu merupakan terjemahan belaka dari istilah psikologi namun kedua istilah tersebut memiliki perbedaan yang jelas dalam artinya, yaitu :
1.      Ilmu jiwa merupakan istilah bahasa Indonesia sehari-hari dan yang dikenal dan dipakai tiap-tiap orang. Sedangkan kata psikologi merupakan suatu “istilah ilmu pengetahuan”  suatu istilah “scientific”, yaitu pengetahuan yang bercorak ilmiah tertentu.
2.      Ilmu jiwa dipergunakan dalam arti yang lebih luas daripada istilah psikologi. Ilmi jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, juga segala khayalan dan spekulasi mengenai jiwa itu. Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah. Istilah ilmu jiwa menunjukkan menunjukkan kepada ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan istilah psikologi menunjukan ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah modern.

Dalam psikologi terdapat adanya method (cara) seseorang dalam melihat kepribadian individu dengan menggunakan observasi, wawancara, tes tertulis, lalu adanya tools (alat) yaitu untuk pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan alat ukurnya untuk mengukur kepribadian atau yang lain pada seseorang tersebut seperti ketika akan mengukur tingkat bakat seseorang maka digunakan alat ukur DAT untuk mengukurnya.

Minat, bakat dan kepribadian itu berbeda. Alat ukur dan cara mengukurnya pun juga berbeda.
1.      Menurut Prof. Dr. H. Munandir, seorang guru besar dalam bidang bimbingan dan konseling berpendapat orang yang berminat pada suatu hal akan memberi perhatian, mencarinya, mengarahkan diri, berusaha mencapai/memperoleh sesuatu hal itu. Minat dapat membangkitkan kekuatan dan dorongan yang mengarah kepada optimalisasi bidang tersebut. Dengan adanya minat, pekerjaan yang berat akan terasa Iebih ringan, yang susah akan terasa mudah, dan yang jauh akan terasa dekat.
2.      Sedangkan menurut Crow & Crow dalam bukunya General Psychology sebagaimana dikutip oleh Nurkancana (1993:191), mengatakan bahwa bakat adalah suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti music, seni mengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin dan lain sebagainya.
3.      Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam individu atas sistem-sistem psikofisis (aspek psikologis) yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya (Allport, 1937).
Mari kita simak lagi pembahasan mengenai pengantar psikodiagnostik, setelah kita mengetahui arti dari psikodiagnostik sekarang kita mulai mengenal metode yang digunakan dalam psikodiagnostik yaitu :
1.      Observasi, bertujuan untuk memperoleh data mengenai subjek yang tidak diperoleh dari metode lain.
2.      Wawancara, bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat langsung dari subjek.
3.      Tes Psikologi, bertujuan untuk mengukur kepribadian seseorang atau pengukuran yang dilakukan untuk mendeskripsikan orang lain.
4.      Analisa Berkas, bertujuan untuk menganalisa dokumen subjek berupa jasa sekolah, arsip pekerjaan, catatan medis, buku harian, album foto, catatatan kepolisian, surat dan sebagainya.

Psikodiagnostik memiliki kegunaan yang sangat penting untuk manusia, dimana mereka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, berikut kegunaan dari psikodiagnostik:
·         Clinical Setting : Dilakukan untuk mendeteksi gangguan psikis
·         Legal Setting : Membantu proses peradilan agar permasalahan psikologis yang dialami klien bisa menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan
·         Educational and Vacational Selection : Dilakukan untuk pemilihan jurusan atau pemilihan pekerjaan
·         Research Setting : Dilakukan untuk pengembangan alat-alat penelitian di Perguruan Tinggi

Lalu ada tidak kedudukan psikodiagnostik dalam psikologi ? tentu saja ada karena psikodiagnostik masih menyangkut-paut juga dengan psikologi. Agar kalian dapat mengerti mari kita simak bersama-sama.
Adapun kedudukan psikodiagnostik dalam psikologi sebagai berikut:
1.      Psikologi Differensial : Membicarakan faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan individu dalam kelompoknya (umur, lingkungan, pembawaan)
2.      Psikologi Perkembangan : Membicarakan rentang kehidupan manusia (tes intelegensi)
3.      Psikologi Industri : Membantu dalam rekruitmen, seleksi dan placement
4.      Penggunaan Statistik : Psikodiagnostik tidak berarti apa-apa tanpa statistik.

Setelah sedikit belajar tentang pengantar psikodiagnostik, lebih baiknya jika kita menyimak sejarah dari psikodiagnostik itu sendiri seperti apa, berikut penjelasannya. Sebelum mempelajari lebih jauh mengenai psikodiagnostik, perlulah kiranya kita mengetahui terlebih dahulu latar belakang mengenai sejarah psikodiagnostik. Menurut Wertheimer (1975), sejarah psikodiagnostik perlu didiskusikan karena memiliki fungsi:
1.      Hal ini baik untuk perkembangan individu karena menempatkan fenomena yang berbeda dalam satu perspektif
2.      Menunjukkan perbedaan aktivitas profesional dan hubungan psikodiagnostik dari waktu ke waktu, dan
3.      Adanya peringatan bahwa psikodiagnostik tidak dimulai dengan prosedur yang tua dan tidak sukses, tetapi ada instrumen dan teorinya.

Ketika 2200 SM, pemerintah kerajaan Cina mulai mengadakan tes seleksi penerimaan pegawai baru, pada Yunani kuno Abad pertengahan kerajaan Yunani kuno mulai mengadakan tes untuk evaluasi proses pendidikan dan Universitas di Eropa mulai menggunakan tes untuk pendidikan formal. Lalu pada tahun 1916, Lewis Terman merevisi alat tes Binet dan Simon maka lahirlah Stanford dan Binet, tahun 1920 Rorschach Inkblot ditemukan oleh Herman Rorschach dan terakhir pada tahun 1949, Weschler Intelegence Scale untuk anak-anak diterbitkan.

Llau proses psikodiagnostik terbagi menjadi dua hal yaitu proses informal dan proses formal, dari proses formal terjadi melalui pandangan seseorang menilai individu dalam kesehariannya dan biasanya terjadi kesalahpahaman (kesan). Kesalahan yang umumnya terjadi dalam proses informal yaitu kesalahan dari penilai dan kesalahan dari yang dinilai. Lalu pada proses informal terjadi melalui kegiatan yang sistematis dan terarah sehingga diperoleh data yang objektif dan akurat. Pendekatan dalam proses formal meliputi pendekatan klinis dan pendekatan objektif. Berikut syarat tes psikologi yang baik :
1.      Valid
Valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid,apabila tes tersebut benar-benar dapt mengukur atau member gambaran tentang apa yang diukur. Misalnya jika tes itu tes intelegensi individu dan bukan memberikan keterangan tentang kecakapannya dalam berbagai mata pelajaran di sekolah.
2.      Reliabel
Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan dapat dipercaya apabila hasil yang dicapai oleh tes itu konstan atau tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti walaupun diadakan tes lebih dari satu kali. Karena itu di dalam reabilitas menyangkut persoalan stabilitas dari hasil yang dicapai oleh tes itu. Sebab itu ada 3 hal yang turut berpengaruh terhadap stabilitas hasil sesuatu tes yaitu:alat pengukur itu sendiri,testi dan tester.
3.      Distandardisasikan
Standarisasi suatu tes bertujuan supaya setiap testi mendapat perlakuan yang benar-benar sama,sehingga dengan demikian suatu testi yang dites mendapat perlakuan yang sama. Mengapa demikian,karena skor yang dicapai hanya mempunyai arti apabila dibandingkan satu sama lain.
Ada empat hal yang perlu distandarisasikan yaitu materi tes, penyelenggaran tes, scoring tes dan interpretasi hasil testing.
4.      Objektif
Suatu tes dikatakan objektif apabila pendapat tau pertimbangan tester tidak ikut berpengaruh dalam hasil testing.
5.      Diksriminatif
Suatu tes dikatakan diskriminatif bila mampu menunjukkan perbedaan-perbedaan yang kecil dari sifat-sifat atau factor-faktor tertentu dari individu individu yang berbeda-beda.
6.      Komprehensif
Tes komprehensif berarti tes tersebut dapat sekaligus menyelidiki banyak hal misalnya kita harus menyelidiki prestasi individu dalam bahan ujian tertentu,maka tes yang cukup komprehensif akan mampu mengungkapkan pengetahuan testi mengenai hal yang dipelajari,juga hal yang mencegah dorongan berspekulasi.
7.      Mudah digunakan
Dalam hubungan ini berarti suatu tes yang baik harus mudah menggunakannya,sebab walaupun semua syarat yang telah disebutkan diatas terpenuhi oleh suatu tes akan tetapi tes tersebut suka menggunakannya maka tes itu tetap mempunyai kelemahan ,sebab tes itu adalah suatu alat yang nilainya sangat tergantung pada kegunaaanya.

Jenis-jenis pada tes psikologi :
1.      Test WAIS (Weschler Intellegence Scale for Children)
Merupakan test yang digunakan untuk mengukur intelegensi seseorang dengan rentang usia 16-74 tahun. Kegunaan yaitu untuk Mental Deterioration (MD) yang  mengalami penurunan perkembangan mental.
2.      Test CFIT (Culture Fair Intellegence Test)
Digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang. Untuk membedakan tingkatan intelegensi, penetuan terapi yang benar serta program pendidikan sesuai karakter anak, dan hal-hal kepegawaian.
3.      Test DAT (Differntial Applitude Test)
Test ini untuk mengukur bakat pada seseorang. Dapat membantu seseorang dalam membuat keputusan terhadap rencana-rencana baik kerja maupun sekolah, dapat pula untuk mendiagnosa masalah-masalah pendidikan pada anak
4.      Test Kuder Preference Record Vocational
Digunakan untuk mengukur minat seseorang sehingga bisa ditentukan kualifikasi jabatan yang sesuai dengan minat.
5.      Test Lee-Thorpe
Merupakan test yang digunakan untuk membantu individu dalam inventori minat jabatannya.
6.      Test EPPS (Edward Personality Preference Schedule)
Merupakan test yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang.
7.      Test Standford Binet
Merupakan test intelegensi yang sasaran utamanya adalah anak-anak dan balita. Dengan test ini, dapat diketahui usia mental seseorang, termauk juga untuk mengetahui indikasi kelainan mental dari tingkatan IQ yang rendah dan juga untuk mengetahui tingkat kemunduran mental yang dialami orang dewasa.

Setelah kita belajar mengenai pengantar psikodiagnostik dan sejarahnya, sekarang saatnya kita mengenal berbagai macam alat tes dalam psikodiagnostik. Mempelajari alat tes dapat bermanfaat untuk kita saat akan memasuki dunia kerja, pengambilan jurusan sekolah atau universitas, mengetahui minat bakat, tingkat intelegensi dan sebagainya. Penasaran kan atau sudah tidak sabar ?? yukk kita simak penjelasannya ...


TES INTELEGENSI

1.      Tes Intelegensi IST
Tes ini dipandang sebagai gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian- bagian yang saling berhubungan secara makna (struktur). Dimana struktur intelegensi tertentu meggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk profesi atau pekerjaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karier serta membantu pengambilan keputusan dalam hidup individu. IST terdiri dari sembilan subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 item, yaitu :
·         SE : Melengkapi kalimat. Pada subtes ini yang diukur adalah pembentukan keputusan
·         WA : Melengkapi kalimat. Pada subtes ini akan diukur kemampuan bahasa
·         AN : Persamaan kata. Pada subtes ini yang diukur adalah kemampuan fleeksibilitas dalam berpikir
·         GE : Sifat yang dimiliki bersama. Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah kemampuan abstraksi verbal
·         RA : Berhitung. Dalam subtes ini aspek yang dilihat adalah kemampuan berpikir praktis dalam berhitung
·         ZR : Deret angka. Dalam subtes ini akan dilihat bagaimana cara berpikir teoritis dengan hitungan
·         FA : Memilih bentuk. Pada subtes ini akan mengukur kemampuan dalam membayangkan
·         WU : Latihan balok. Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah daya bayang ruang, kemampuan tiga dimensi
·         ME : Latihan simbol. Subtes ini mengukur daya ingat, konsentrasi yang menetap, dan daya tahan
 Tahap skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa setiap jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan. Adapun interpretasi yang dapat dilakukan dari tes IST adalah taraf kecerdasan, dimensi Festigung-Flexibilität dan profil M-W.

1.      Tes Intelegensi CFIT
Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum atau kecerdasan. CFIT mengukur Intelegensi individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk mengurangi pengaruh percakapan verbal, iklim budaya, tingkat pendidikan (Cattel dalam Kumara, 1989).  Adapun skala kemampuan kecerdasan sebagai berikut:
·         Skala 1 : Usia 4-8 tahun dan orang dengan RM,  tidak ada bentuk A & B,  terdiri atas 8 subtes
·         Skala 2 : Usia 8-15 tahun, untuk orang dewasa yang memiliki kecerdasan dibawah normal, ada bentu A & B, terdiri atas 4 subtes
·         Skala 3 : Usia> 15 tahun (untuk usia sekolah lanjutan atas) untuk orang dewasa dengan kecerdasan tinggi, ada bentuk A&B, terdiri atas 4 subtes, Bentuk tes yang tersedia yaitu dalam bentuk buku soal dan lembar jawaban yang terpisah

2.      Tes Intelegensi SPM (Standard Progresive Matrices)
SPM merupakan salah satu contoh bentuk skala intelegensi yang dapat diberikan secara individual maupun kelompok, Skala ini dirancang oleh J. C. Raven dan diterbitkan terakhir oleh H. K. Lewis & Co. Ltd. London pada tahun 1960. SPM merupakan tes yang bersifat nonverbal, artinya materi soal-soalnya diberikan tidak dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Disamping SPM, terdapat satu versi progressive matrices yang disajikan dalam gambar berwarna dan diberi nama The Coloured Progressive Matrices (CPM). Soal-soal dalam skala CPM diberikan dalam bentuk gambar berwanra karena memang diperuntukkan bagi subjek yang berusia sangat muda atau justru yang sudah berusia tua. Bagi mereka yang memiliki kapasitas intelektual di atas rata-rata disediakan versi lain, yaitu The Advanced Progressive Matrices (APM) yang dibuat dalam dua seri, yaitu Seri I dan Seri II.

3.      Tes Intelegensi SB (Skala Binet)
Dalam melaksanakan tes Binet ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:
·         Ucapan terima kasih
·         Menjelaskan tujuan pemeriksaan psikologis
·          Menjelaskan prosedur pemeriksaan
·          Penjelasan tentang alat yang akan digunakan
·         Prosedur ijin kebelakang
·          Menanyakan kesiapan testee
·          Etika hasil
·         Mengecek alat-alat yang akan digunakan
·         Melaksanakan tes binet
·         Melakukan scoring tes binet
·         Membuat laporan
·         Mengecek alat-alat yang akan digunakan
·         Melaksanakan tes binet
·         Melakukan scoring tes binet
·         Membuat hasil laporan

4.      Tes Intelegensi WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised)
Skala Weschler pertama kali diterbitkan pada tahun 1939 dengan nama Weschler-Bellevue (W-B). Sasaran utama test ini adalah untuk menyediakan test intelegensi bagi orang dewasa usia 16 – 75 tahun atau lebih yang penyajiannya secara individual. penyajian WAIS secara layak meminta tester mampu menyelenggarakan dengan baik, bahan-bahan yang teratur, ruangan testing yang sesuai, dan waktu yang cukup. WAIS mengukur dua aspek kemampuan potensial subyek yaitu aspek Verbal dan aspek Performance. Selain buku pegangan dan bentuk penilaian, perlengkapan bahan-bahan yang digunakan dalam menyajikan WAIS adalah booklet berikat spiral berisi soal-soal tes melengkapi gambar, booklet berikat spiral berisi rancangan-rancangan untuk tes dan rancangan balok, kantong berisi kartu-kartu untuk tes mengatur gambar, sembilan kubus merah-putih untuk tes rancangan balok, empat kantong berisi bagian-bagian untuk soal-soal tes merakit obyek, kartu perisai melukiskan beberan untuk bagian-bagian soal merakit obyek dan stopwatch untuk mencatat waktu.

5.      Tes Intelegensi WISC
The Wechlser Intelligence Scale for Children – Revised (WISC – R) Revisi skala WISC yang dinamai WISC-R diterbitkan tahun 1974 dan dimaksudkan untuk mengukur inteligensi anak-anak usia 6 sampai dengan 16 tahun. WISC-R terdiri atas 12 subtes yang dua diantaranya digunakan hanya sebagai persediaan apabila diperlukan penggantian subtes. Keduabelas subtes tersebut dikelompokkan menjadi dua golongan. Skala verbal terdiri dari informasi, komprehensi, aritmatik, kesamaan, kosakata, rentang Angka. Sedangkan informasi terdiri dari kelengkapan gambar, susunan gambar, rancangan blok, perakitan objek, coding (Sandi), mazes (Taman Sesat).


TES KEMAMPUAN KERJA

1.      Tes Kraepelin
Tes Kreapelin merupakan hasil dari ciptaan Emilie Kraepelin dia adalah seorang Psikiater dari Jerman, adapun proses pembuatannya dari tahum 1856-1926. Alat ini dapat tercipta atas dasar pemikiran dari faktor – faktor yang merupakan kekhasan dari sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku. Tes ini sebenarnya awalnya diperuntukan untuk keribadian. Tujuan dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan seperti apa tipe performance seseorang, misalnya hasil penjualan yang rendah, dapat menggindikasi adaya gejala depresi mental. Interprestasi tujuan tes kraepelin mencakup 4 hal:
·         Faktor kecepatan (speed factor), dimana dalam faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang dicapai seseorang atau teste saat mengerjakan tes.
·         Faktor ketelitian (accuracy factor), faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan tes.
·         Faktor keajegan (rithme factor), faktor ini ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes.
·         Faktor ketahanan (ausdeur factor), dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes.

2.      Tes Pauli
Dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr.Richard Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss. Tujuan pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas perbedaan kondisi individu, melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap prestasi. Aspek kepribadian yang diukur dalam tes Pauli adalah kekuatan kemauan, daya tahan dan keuletan, ketekunan dan konsentrasi, daya penyesuaian, vitalitas atau energi, kecermatan dan ketelitian, stabilitas emosi, sikap terhadap tugas dan sikap dalam menghadapi tantangan. Alat dan prosedur pelaksanaan tes: Menyiapkan stopwatch yang siap pakai, menuliskan contoh Pauli di papan tulis, membagikan lembar tes Pauli dengan isian untuk nomor, nama, dan sebagainya terletak di sebelah atas, membagikan pensil (disarankan ada cadangan), intruksi. 


TES EVALUASI BELAJAR

Evaluasi adalah proses pengumpulan, penganalisaan dan penafsiran yang sistematis untuk menentukan/menetapkan sampai sejauh mana para siswa mencapai tujuan-tujuan pengajaran. fungsi evaluasi adalah sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian tujuan pengajaran dan sebagai dasar untuk menentukan nilai atau tingkat keberhasilan belajar siswa. Adapun jenis evaluasi sebagai berikut:
·         Evaluasi penempatan : untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat
·         Evaluasi psikodiagnostik: untuk mengenal latar belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar
·         Evaluasi formatif : untuk memberikan balikan
·         Evaluasi sumatif : untuk memberikan nilai kemajuan dan keberhasilan siswa
Teknik evaluasi terbagi membagi dua yaitu teknis tes (Individu yang dievaluasi (testee) akan mengalami perlakuan yang sama, dalam hal perintah, bentuk tugas, dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan evaluasi tugas) dan teknik non tes (digunakan untuk menilai psikomotorik dan afektif dari peserta didik, bukan aspek kognitifnya).

TES INVENTOR 

1. PAPI (The Personality Preference Inventory)
PAPI merupakan sebuah alat ukur yang memeriksa gaya kerja yang sangat populer dan digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan di lebih 50 negara. PAPI dirancang oleh Dr. Max Martin Kostick di tahun 1960-an. Tujuan tes ini untuk pemeriksaan yang khusus berkaitan dengan kerja , tes ini berusaha untuk menjelaskan serta menjawab pertanyaan terkait permasalahan kepribadian inheren. PAPI memiliki dua format yaitu:
·         PAPI I (Ipsatif ) dimana format tersebut mengadopsisebuah format wajib memilih (forced-choice) dan menuntut responden untuk memilih prefensi – prefensi darim90 pernyataan.
·         PAPI N (Normatif) Tes ini meminta orang-orang yang mengerjakan kuesioner untuk memberikan tingkat sejauh mana mereka setuju dengan 126 pernyatan.

2.      NEO-PI-R (NEO-Personality Inventory Revised)
NEO-PI-R adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item). Kelebihan dari alat ukur NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga memudahkan untuk mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan terhadap pengalaman baru dan sebagainya.

3.      DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Complience)
Alat tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Manfaat alat ukur ini adalah memberikan pemahaman tentang diri seseorang terkait dengan kelebihan dan kekurangan dirinya, perencanaan masa depan yang lebih baik dan penempatan yang sesuai dengan keunikan seseorang.
4.      EPPS (Edward Personality Preference Schedule)
Merupakan tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan yang harus dimiliki manusia. EPPS umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu tes yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Tes EPPS bertujuan untuk mengungkap 15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk tes EPPS berupa pasangan-pasangan pernyataan berjumlah 225 pasang. Standar konsistensi pengerjaan EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9 sudah dapat dikatakan valid untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).

5.      MBTI
Tes MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan putrinya, Isabel Brigss Myers. Tes MBTI bertujuan secara khusus untuk mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-tipe kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi dalam melakukan tes bagi pesertanya. Kegunaaan tes ini untuk bimbingan konseling, pengembangan diri dan memehami orang lain dengan cara yang lebih baik. MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan. Masing-masing memiliki sisi positif dan sisi negatif. Berikut empat skala kecenderungan MBTI, yaitu:
·         Ektrovert (E) vs Introvert (I)
·         Sensing (S) vs Intuition (I)
·         Thinking (T) vs Feeling (F)
·         Judging (J) vs Perceiving (P)

TES GRAFIS DAN TES PROYEKTIF

1.      WZT / WARTEGG
Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg dalam karyanya Gestaltung und Character sebagai suatu outline untuk tipologi tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data berupa bentuk/gambar yang ambigu di tiap 8 kotaknya. Tujuan tes ini untuk mengeksplorasi struktur kepribadian dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, dan fungsi realita, sejauhmana masalah-masalah yang ada “meluas” dalam diri individu dan melihat abnormalitas manusia. Alat yang dibutuhkan dalam tes ini adalah menyiapkan stopwatch yang siap pakai, menggambar Tes Wartegg di papan tulis dan membagikan lembar Tes Wartegg dan sebatang pinsil HB.

2.      DAM
Tes menggambar Orang dilaksanakan secara individual. Biasanya digunakan untuk keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan secara klasikal. Alat yang dibutuhkan yaitu 2 lembar kertas putih ukuran 8.5” x 11”, pensil (medium soft), penghapus (sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan), lembaran observasi dan lembaran penyerta. Adapun peranan DAM:
·         Industri dan organisasi : Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam seleksi karyawanUntuk membuat profil kompetensi
·         Militer : Seleksi, klinis, diagnosa, dan lainnya
·         TK : Dapat melihat kesiapan anak untuk sekolah
·         SMA : Penjurusan
·         Kuliah : Seleksi, kesesuaian minat dan bakat
·         Psikolog : Diagnosa gangguan kepribadian > kebutuhan terapi

3.      BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa dilaksanakan secara individual maupun klasikal. Metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia. Pohon yang dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan symbol-simbol yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu sendiri. Psikolog klinis dapat menggunakan metode ini untuk mencari gambaran kepribadian individu yang lebih mendalam hingga mencari indikasi patologisnya. Baik itu patologis bersifat kepribadian atau gangguan yang bersifat medis. Dari dunia industry/perusahaan, tim rekrutmen masih menggunakan metode ini sebagai salah satu alat untuk melihat potensi individu/calon karyawan.

4.      GRAFOLOGI
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang melalui tulisannya. Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri. Konsep dari tes ini adalah ruang (Tempat seseorang dalam mencoretkan tulisannya), gerak (Arah tulisan kekanan atau kekiri, keatas atau menurun), dan bentuk (bentuk-bentuk dari tulisan tiap huruf ataupun kata).

5.      DRAGON TES
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak. Objeknya matahari (ayah), rumah (ibu), pohon (anak), naga (kemarahan, kekuatan, dinamika anak) dan kolam (emosi,perasaan, sensitivitas). Alat yang digunakan adalah gambar dibuat dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu merah, hijau, kuning, biru dan hitam, untuk waktu pengerjaan tes ini tidak dibatasi oleh waktu, alat yang digunakan kertas putih ukuran A4, satu set pensil warna (5 warna primer) dan daftar 5 objek gambar.

6.      TES PROYEKTIF
Muncul karena adanya protes terhadap teori atau aliran lama yang kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan memandang individu bukan suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek. Aspek psikologis manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia.

7.      ROSRACH
Metode proyektif yang paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian seseorang adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang. Ada tiga kategori penting dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang menunjukkan pada bagian mana respon dilihat oleh klien dalam kartu, determinan yang menunjukkan bagaimana respon tersebut dilihat, dan konten yang menunjukkan apa yang dilihat klien dalam kartu.

8.      TAT
Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu. Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong. TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Manfaat dari tes TAT adalah berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose dan sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa. Adapun prosedur dalam tes ini adalah klien diminta membuat cerita dari beberapa kartu bergambar yang disajikan satu persatu, klien dapat menulis sendiri ceritanya atau examiner yang menulis cerita klien dan tugas klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat ini, sebelumnya (situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana pikiran dan perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari cerita yang dibuat klien.

Sahabat blogger, agar ilmu kita makin bertambah sekarang kita simak lagi mengenai Holland Test dan RMIB Test. Berikut penjelasannya :
HOLLAND TEST
Menurut Holland orang dapat digolongkan ke dalam salah satu jenis kepribadian dari 6 jenis. Pasangan atau kekesuaian jenis kepribadian dan model lingkungan membantu untuk memahami jenis kepribadian dan model lingkungan seseorang. Maka perilaku seseorang dapat diketahui melalui interaksi pola kepribadian dan lingkungannya. Enam kategori dasar tersebut adalah:
1.      Realistic (R)
Orang dengan karir realistic seperti mekanik, ATC (air traffic controller), surveyor, ahli elektronik dan petani.Tipe R biasanya memiliki keahlian atletik atau mekanik dan menyukai kegiatan luar ruangan dengan peralatan atau mesin. Lebih menyenangi bekerja dengan alat daripada dengan orang lain, diterangkan sebagai pribadi yang mudah menyesuaikan diri, tenang, orisinal, teguh dalam pendirian, sabar, tenang, alami, gigih, praktis, pemalu dan cenderung hati-hati.

2.      Investigative (I)
Orang dengan karir investigative seperti ahli biologi, kimia, fisika, geologi, laboratorium dan penelitian termasuk teknisi medis.Tipe I biasanya memiliki keahlian sains dan matematika, menyukai kesendirian dalam pekerjaan maupun memecahkan masalah.Tipe I menyukai eksplorasi dan berusaha memahami sesuatu atau kejadian dibandingkan memaksakan sesuatu kepada orang lain. Tipe I diterangkan sebagai pribadi yang analitis, hati-hati, cenderung kompleks, kritis, ingin tahu tinggi, independen, intelektual, tertutup, metodologis atau prosedural, sopan, pesimis, ketepatan, menggunakan rasio dan tertutup.



3.      Artistic (A)
Orang  dengan tipe Artistik seperti composer, musisi, pengarah panggung, penari, decorator, actor atau aktris dan penulis. Biasanya tipe A memiliki keahlian seni, menyenangi pekerjaan orisinal dan memiliki imajinasi tinggi. Tipe A menyukai pekerjaan yang mengandung unsur ide kreativitas dan ekspresi diri daripada keteraturan atau rutinitas. Pribadi dapat diterangkan sebagai gambaran rumit, kurangteratur, emosional, ekspresif, idealistik, menghkhayal, tidakpraktis, impulsif, mandiri, introspektif, intuitif, sulitakur, terbukadan original.

4.      Social (S)
Tipe karir social seperti guru, terapis, pekerja religius, konselor, psikolog, perawat.Tipe S biasanya menyenangi keberadaan diri dalamsosial, tertarik bagaimana bergaul dengan situasi social dan suka membantu permasalahan orang lain. Pribadi S diterangkan sebagai terbuka, bekerjasama, ramah, sopan, ringan tangan untuk membantu, sabar, tanggap secara sosial, simpatik, hangat dan mudah memahami.

5.      Enterprising (E)
Karir enterprising sepertipedagang, pialang, promotor, produser acara, eksekutif dalam dunia bisnis, penjual, supervisor dan manajer.Tipe E biasanya memiliki jiwa kepemimpinan, kemampuan berbicara di depan umum, tertarik dengan uang dan politik dan senang untuk mempengaruhi orang lain. Secara pribadi suka mempengaruhi secara langsung, petualang, ambisius, menyenangi perhatian, dominasi, energik, terbuka, impulsif, optimistis, mencari kesenangan, popularitas, kepercayaan diri dan berjiwa sosial.

6.      Conventional (C)
Orang dengan karir conventional seperti analis keuangan, pegawai perpustakaan, banking, ahli pajak, sekretaris, korespondensi, akunting. Tipe C memiliki keahlian klerikal dan matematika, menyukai pekerjaan dalam ruang dan mengelola sesuatu agar rapi.Tipe C ini secara pribadi menyukai rutinitas yang teratur, bekerja sesuai standar jelas, menghindari pekerjaan yang kurang jelas.Pribadi senang dengan kepatuhan, kesadaran, kehati-hatian, efisiensi, sesuai aturan, tetap dan konstan.

RMIB TEST
(ROTHWELL MILLER INTEREST BLANK)

Test RMIB pertama kali disusun oleh Rothwell pada tahun 1947, saat itu test hanya memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. Pada tahun 1950, test diperluas menjadi 12 kategori oleh Kenneth Miller. Test ini disusun dengan tujuan mengukur interest seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan. Berikut 12 kategori dari jenis pekerjaan :
A.    Outdoor
Suatu pekerjaan yang aktivitasnya dilakukan diluar atau udara terbuka, atau pekerjaan yang tidak berhubungan dengan hal-hal yang rutin sifatnya. Contoh: Petani, penjaga hutan, guru olahraga, juru ukur dan sebagainya.
B.     Practical
Pekerjaan yang berhubungan dengan minat terhadap pekerjaan yang praktis, karya pertukangan dan yang memerlukan keterampilan. Contoh: Tukang kayu, penjahit, juru masak, penata rambut, tukang ledeng, ahli sepatu dan sebagainya.
C.     Medical
Pekerjaan yang berhubungan dengan minat terhadap pengobatan, mengurangi akibat dari penyakit, penyembuhan, dan didalam bidang medis serta hal-hal biologis pada umumnya. Contoh: Dokter, ahli bedah, apoteker, mantra kesehatan, ahli kacamata, perawat orang tua dan sebagainya.
D.    Computational
Pekerjaan yang berhubungan dengan angka-angka. Contoh: akuntan, ahli statistic, auditor, kasir, guru matematika.
E.     Mechanical
Pekerjaan yang berhubungan dengan atau menggunakan mesin-mesin, alat-alat dan daya mekanik. Contoh:Insinyur sipil, petugas pom bensin, montir, ahli reparasi jam.
F.      Scientific
Pekerjaan yang berhubungan dengan keaktifan dalam hal analisa dan penyelidikan, eksperime, kimia dan ilmu pengetahuan pada umumnya. Contoh: Ilmuwan, Ahli Botani, Ahli Pertanian, Asisten Laboratorium, Ahli biologi.

G.    Personal Contact
Pekerjaan yang berhubunga dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain. Pada dasarnya adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain. Contoh: Manager bidang penjualan, penyiar radio, salesman, petugas humas, agen biro iklan.
H.    Musical
Pekerjaan yang berhubungan dengan minat memainkan alat-alat music atau untuk mendengarkan orang lain bernyanyi atau membaca sesuatu yang berhubungan dengan music, termasuk penghargaan terhadap music. Contoh: Pianis konser, Komponis, guru music, pemain organ tunggal, pemimpin band dan sebagainya.
I.       Aesthetic
Pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal bersifat seni dan menciptakan sesuatu. Contoh: Seniman, artis komersil, pemotret, penata panggung, guru kesenian, perancang pakaian dan sebagainya.
J.       Laterary
Pekerjaan yang berhubungan dengan buku-buku, kegiatan membaca, mengarang. Contoh: Wartawan, pengarang, penulis drama, penyair, ahli sejarah, ahli perpustakaan dan sebagainya.
K.    Clerical
Pekerjaan yang berhubungan minat terhadap tugas-tugas rutin yang ketepatan. Contoh: Manager bank, petugas arsip, pegawai kantor, juru ketik, pegawai pos.
L.     Social Service
Pekerjaan yang berhubungan dengan minat terhadap kesejahteraan penduduk, dengan keinginan untuk menolong dan membimbing/menasehati tentang problem dan kesulitan mereka. Contoh: Guru SD, psikolog, pekerja social, organisator kepramukaan.

Sahabat blogger, begitulah sedikit penjelasan yang dapat saya rangkum dari mulai bab 1-6, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua ...
Salam Mahasiswa !!!

0 komentar:

Posting Komentar