Haii Sahabat blogger !!!
Dalam kesempatan ini
saya akan sedikit membahas lagi dari awal hingga sekarang yaitu dari pengantar
psikodiagnostik sampai ilmu yang saya dapat saat ini. Sebelum kita mulai untuk
belajar psikodiagnostik dari awal lagi, lebih baiknya kita mengerti dahulu apa
itu psikologi, apa itu psikodiagnostik dan apa yang membedakan antara keduanya.
Dari pertama baru dimulai mata kuliah psikodiagnostik, saya mendapatkan
definisi dari psikodiagnostik dari dosen saya.
Beliau mendifinisikan
psikodiagnostik sebagai alat bantu untuk memahami tingkah laku manusia terkait
dengan emosi dengan adanya cara pengukuran (observasi, ketika ia berinteraksi) dalam
bentuk tes psikologi yang memunculkan penilaian. Sedangkan menurut Sarlito (
1976 : 9 ) berdasarkan asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata Yunani :
Psyche yang berarti jiwa dan Logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah
psikologi berarti ilmu jiwa. W.A. Gerungan (1972 : 5) dalam bukunya Psikologi
Sosial, mengemukakan arti kata kedua istilah tersebut menurut isinya sebenarnya
sama, sebab istilah ilmu jiwa itu merupakan terjemahan belaka dari istilah
psikologi namun kedua istilah tersebut memiliki perbedaan yang jelas dalam
artinya, yaitu :
1. Ilmu
jiwa
merupakan istilah bahasa Indonesia sehari-hari dan yang dikenal dan dipakai
tiap-tiap orang. Sedangkan kata psikologi merupakan suatu “istilah ilmu
pengetahuan” suatu istilah “scientific”,
yaitu pengetahuan yang bercorak ilmiah tertentu.
2. Ilmu jiwa
dipergunakan dalam arti yang lebih luas daripada istilah psikologi. Ilmi jiwa
meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, juga segala khayalan dan
spekulasi mengenai jiwa itu. Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa
yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah. Istilah ilmu jiwa
menunjukkan menunjukkan kepada ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan istilah
psikologi menunjukan ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah modern.
Dalam psikologi
terdapat adanya method (cara) seseorang dalam melihat kepribadian individu
dengan menggunakan observasi, wawancara, tes tertulis, lalu adanya tools (alat)
yaitu untuk pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan alat ukurnya
untuk mengukur kepribadian atau yang lain pada seseorang tersebut seperti
ketika akan mengukur tingkat bakat seseorang maka digunakan alat ukur DAT untuk
mengukurnya.
Minat, bakat dan
kepribadian itu berbeda. Alat ukur dan cara mengukurnya pun juga berbeda.
1. Menurut
Prof. Dr. H. Munandir, seorang guru besar dalam bidang bimbingan dan konseling
berpendapat orang yang berminat pada suatu hal akan memberi perhatian,
mencarinya, mengarahkan diri, berusaha mencapai/memperoleh sesuatu hal itu.
Minat dapat membangkitkan kekuatan dan dorongan yang mengarah kepada
optimalisasi bidang tersebut. Dengan adanya minat, pekerjaan yang berat akan
terasa Iebih ringan, yang susah akan terasa mudah, dan yang jauh akan terasa
dekat.
2. Sedangkan
menurut Crow & Crow dalam bukunya General Psychology sebagaimana dikutip
oleh Nurkancana (1993:191), mengatakan bahwa bakat adalah suatu kualitas yang
nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti
music, seni mengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin
dan lain sebagainya.
3. Kepribadian
adalah organisasi dinamik dalam individu atas sistem-sistem psikofisis (aspek
psikologis) yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap
lingkungannya (Allport, 1937).
Mari kita simak lagi
pembahasan mengenai pengantar psikodiagnostik, setelah kita mengetahui arti
dari psikodiagnostik sekarang kita mulai mengenal metode yang digunakan dalam
psikodiagnostik yaitu :
1.
Observasi, bertujuan untuk memperoleh
data mengenai subjek yang tidak diperoleh dari metode lain.
2.
Wawancara, bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang akurat langsung dari subjek.
3.
Tes Psikologi, bertujuan untuk mengukur
kepribadian seseorang atau pengukuran yang dilakukan untuk mendeskripsikan
orang lain.
4. Analisa
Berkas, bertujuan untuk menganalisa dokumen subjek berupa jasa sekolah, arsip
pekerjaan, catatan medis, buku harian, album foto, catatatan kepolisian, surat
dan sebagainya.
Psikodiagnostik memiliki kegunaan yang sangat penting untuk manusia, dimana mereka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, berikut kegunaan dari psikodiagnostik:
·
Clinical Setting : Dilakukan untuk
mendeteksi gangguan psikis
·
Legal Setting : Membantu proses
peradilan agar permasalahan psikologis yang dialami klien bisa menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan
·
Educational and Vacational Selection :
Dilakukan untuk pemilihan jurusan atau pemilihan pekerjaan
·
Research Setting : Dilakukan untuk
pengembangan alat-alat penelitian di Perguruan Tinggi
Lalu
ada tidak kedudukan psikodiagnostik dalam psikologi ? tentu saja ada karena
psikodiagnostik masih menyangkut-paut juga dengan psikologi. Agar kalian dapat
mengerti mari kita simak bersama-sama.
Adapun kedudukan
psikodiagnostik dalam psikologi sebagai berikut:
1.
Psikologi Differensial : Membicarakan
faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan individu dalam kelompoknya
(umur, lingkungan, pembawaan)
2.
Psikologi Perkembangan : Membicarakan
rentang kehidupan manusia (tes intelegensi)
3.
Psikologi Industri : Membantu dalam
rekruitmen, seleksi dan placement
4.
Penggunaan Statistik : Psikodiagnostik
tidak berarti apa-apa tanpa statistik.
Setelah sedikit belajar tentang pengantar psikodiagnostik, lebih baiknya jika kita menyimak sejarah dari psikodiagnostik itu sendiri seperti apa, berikut penjelasannya. Sebelum mempelajari lebih jauh
mengenai psikodiagnostik, perlulah kiranya kita
mengetahui terlebih dahulu latar belakang mengenai sejarah psikodiagnostik. Menurut
Wertheimer (1975), sejarah psikodiagnostik perlu didiskusikan karena memiliki
fungsi:
1. Hal ini baik untuk
perkembangan individu karena menempatkan fenomena yang berbeda dalam satu
perspektif
2.
Menunjukkan perbedaan
aktivitas profesional dan hubungan psikodiagnostik dari waktu ke waktu, dan
3. Adanya
peringatan bahwa psikodiagnostik tidak dimulai dengan prosedur yang tua dan
tidak sukses, tetapi ada instrumen dan teorinya.
Ketika 2200 SM, pemerintah kerajaan Cina mulai mengadakan tes seleksi penerimaan pegawai baru, pada Yunani kuno Abad pertengahan kerajaan Yunani kuno mulai mengadakan tes untuk evaluasi proses pendidikan dan Universitas di Eropa mulai menggunakan tes untuk pendidikan formal. Lalu pada tahun 1916, Lewis Terman merevisi alat tes Binet dan Simon maka lahirlah Stanford dan Binet, tahun 1920 Rorschach Inkblot ditemukan oleh Herman Rorschach dan terakhir pada tahun 1949, Weschler Intelegence Scale untuk anak-anak
diterbitkan.
Llau proses psikodiagnostik terbagi menjadi dua hal yaitu proses informal dan proses formal, dari proses formal terjadi melalui pandangan seseorang menilai individu
dalam kesehariannya dan biasanya terjadi kesalahpahaman (kesan). Kesalahan yang
umumnya terjadi dalam proses informal yaitu kesalahan dari penilai dan kesalahan dari yang dinilai. Lalu pada proses informal terjadi melalui kegiatan yang sistematis dan terarah
sehingga diperoleh data yang objektif dan akurat. Pendekatan dalam proses
formal meliputi pendekatan klinis dan pendekatan objektif. Berikut syarat tes psikologi yang baik :
1.
Valid
Valid berarti cocok atau sesuai.
Suatu tes dikatakan valid,apabila tes tersebut benar-benar dapt mengukur atau
member gambaran tentang apa yang diukur. Misalnya jika tes itu tes intelegensi
individu dan bukan memberikan keterangan tentang kecakapannya dalam berbagai
mata pelajaran di sekolah.
2.
Reliabel
Reliabel artinya dapat dipercaya.
Suatu tes dapat dikatakan dapat dipercaya apabila hasil yang dicapai oleh tes
itu konstan atau tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti walaupun
diadakan tes lebih dari satu kali. Karena itu di dalam reabilitas menyangkut
persoalan stabilitas dari hasil yang dicapai oleh tes itu. Sebab itu ada 3 hal
yang turut berpengaruh terhadap stabilitas hasil sesuatu tes yaitu:alat
pengukur itu sendiri,testi dan tester.
3.
Distandardisasikan
Standarisasi suatu tes bertujuan
supaya setiap testi mendapat perlakuan yang benar-benar sama,sehingga dengan
demikian suatu testi yang dites mendapat perlakuan yang sama. Mengapa
demikian,karena skor yang dicapai hanya mempunyai arti apabila dibandingkan
satu sama lain.
Ada empat hal yang perlu distandarisasikan
yaitu materi tes, penyelenggaran tes, scoring tes dan interpretasi hasil
testing.
4.
Objektif
Suatu tes dikatakan objektif apabila
pendapat tau pertimbangan tester tidak ikut berpengaruh dalam hasil testing.
5.
Diksriminatif
Suatu tes dikatakan diskriminatif
bila mampu menunjukkan perbedaan-perbedaan yang kecil dari sifat-sifat atau
factor-faktor tertentu dari individu individu yang berbeda-beda.
6.
Komprehensif
Tes komprehensif berarti tes
tersebut dapat sekaligus menyelidiki banyak hal misalnya kita harus menyelidiki
prestasi individu dalam bahan ujian tertentu,maka tes yang cukup komprehensif
akan mampu mengungkapkan pengetahuan testi mengenai hal yang dipelajari,juga
hal yang mencegah dorongan berspekulasi.
7.
Mudah digunakan
Dalam hubungan ini berarti suatu tes yang baik harus mudah
menggunakannya,sebab walaupun semua syarat yang telah disebutkan diatas
terpenuhi oleh suatu tes akan tetapi tes tersebut suka menggunakannya maka tes
itu tetap mempunyai kelemahan ,sebab tes itu adalah suatu alat yang nilainya sangat
tergantung pada kegunaaanya.
Jenis-jenis pada tes psikologi :
1. Test
WAIS (Weschler Intellegence Scale for
Children)
Merupakan
test yang digunakan untuk mengukur intelegensi seseorang dengan rentang usia
16-74 tahun. Kegunaan yaitu untuk Mental
Deterioration (MD) yang mengalami
penurunan perkembangan mental.
2.
Test CFIT (Culture Fair Intellegence Test)
Digunakan
untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang. Untuk membedakan tingkatan
intelegensi, penetuan terapi yang benar serta program pendidikan sesuai
karakter anak, dan hal-hal kepegawaian.
3.
Test DAT (Differntial Applitude Test)
Test
ini untuk mengukur bakat pada seseorang. Dapat membantu seseorang dalam membuat
keputusan terhadap rencana-rencana baik kerja maupun sekolah, dapat pula untuk
mendiagnosa masalah-masalah pendidikan pada anak
4.
Test Kuder Preference Record Vocational
Digunakan
untuk mengukur minat seseorang sehingga bisa ditentukan kualifikasi jabatan
yang sesuai dengan minat.
5.
Test
Lee-Thorpe
Merupakan
test yang digunakan untuk membantu individu dalam inventori minat jabatannya.
6.
Test EPPS (Edward Personality Preference Schedule)
Merupakan
test yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang.
7.
Test Standford Binet
Merupakan test intelegensi yang
sasaran utamanya adalah anak-anak dan balita. Dengan test ini, dapat diketahui
usia mental seseorang, termauk juga untuk mengetahui indikasi kelainan mental
dari tingkatan IQ yang rendah dan juga untuk mengetahui tingkat kemunduran
mental yang dialami orang dewasa.
Setelah kita belajar
mengenai pengantar psikodiagnostik dan sejarahnya, sekarang saatnya kita
mengenal berbagai macam alat tes dalam psikodiagnostik. Mempelajari alat tes
dapat bermanfaat untuk kita saat akan memasuki dunia kerja, pengambilan jurusan
sekolah atau universitas, mengetahui minat bakat, tingkat intelegensi dan
sebagainya. Penasaran kan atau sudah tidak sabar ?? yukk kita simak
penjelasannya ...
TES INTELEGENSI
1.
Tes Intelegensi IST
Tes
ini dipandang sebagai gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian- bagian
yang saling berhubungan secara makna (struktur). Dimana struktur intelegensi
tertentu meggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk profesi
atau pekerjaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk
memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karier
serta membantu pengambilan keputusan dalam hidup individu. IST terdiri dari
sembilan subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 item, yaitu :
·
SE : Melengkapi kalimat. Pada subtes ini
yang diukur adalah pembentukan keputusan
·
WA : Melengkapi kalimat. Pada subtes ini
akan diukur kemampuan bahasa
·
AN : Persamaan kata. Pada subtes ini
yang diukur adalah kemampuan fleeksibilitas dalam berpikir
·
GE : Sifat yang dimiliki bersama. Pada
subtes ini hal yang akan diukur adalah kemampuan abstraksi verbal
·
RA : Berhitung. Dalam subtes ini aspek
yang dilihat adalah kemampuan berpikir praktis dalam berhitung
·
ZR : Deret angka. Dalam subtes ini akan
dilihat bagaimana cara berpikir teoritis dengan hitungan
·
FA : Memilih bentuk. Pada subtes ini akan mengukur
kemampuan dalam membayangkan
·
WU : Latihan balok. Pada subtes ini hal yang akan
diukur adalah daya bayang ruang, kemampuan tiga dimensi
·
ME : Latihan simbol. Subtes ini mengukur daya ingat,
konsentrasi yang menetap, dan daya tahan
Tahap
skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa setiap
jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan. Adapun
interpretasi yang dapat dilakukan dari tes IST adalah taraf kecerdasan, dimensi
Festigung-Flexibilität
dan profil M-W.
1.
Tes Intelegensi CFIT
Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang
berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum atau kecerdasan. CFIT mengukur Intelegensi
individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk mengurangi pengaruh
percakapan verbal, iklim budaya, tingkat pendidikan (Cattel dalam Kumara,
1989). Adapun skala kemampuan kecerdasan
sebagai berikut:
·
Skala 1 : Usia 4-8 tahun dan orang
dengan RM, tidak ada bentuk A &
B, terdiri atas 8 subtes
·
Skala 2 : Usia 8-15 tahun, untuk orang dewasa yang memiliki kecerdasan
dibawah normal, ada bentu A & B, terdiri atas 4 subtes
·
Skala
3 : Usia> 15 tahun (untuk usia sekolah lanjutan atas) untuk orang dewasa dengan kecerdasan tinggi, ada bentuk A&B, terdiri
atas 4 subtes, Bentuk tes yang tersedia yaitu dalam bentuk buku soal dan
lembar jawaban yang terpisah
2.
Tes Intelegensi SPM (Standard Progresive
Matrices)
SPM
merupakan salah satu contoh bentuk skala intelegensi yang dapat diberikan
secara individual maupun kelompok, Skala ini dirancang oleh J. C. Raven dan
diterbitkan terakhir oleh H. K. Lewis & Co. Ltd. London pada tahun 1960. SPM
merupakan tes yang bersifat nonverbal, artinya materi soal-soalnya diberikan
tidak dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar.
Disamping SPM, terdapat satu versi progressive matrices yang disajikan dalam
gambar berwarna dan diberi nama The Coloured Progressive Matrices (CPM).
Soal-soal dalam skala CPM diberikan dalam bentuk gambar berwanra karena memang
diperuntukkan bagi subjek yang berusia sangat muda atau justru yang sudah
berusia tua. Bagi mereka yang memiliki kapasitas intelektual di atas rata-rata
disediakan versi lain, yaitu The Advanced Progressive Matrices (APM) yang
dibuat dalam dua seri, yaitu Seri I dan Seri II.
3.
Tes Intelegensi SB (Skala Binet)
Dalam
melaksanakan tes Binet ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:
·
Ucapan terima kasih
·
Menjelaskan tujuan pemeriksaan
psikologis
·
Menjelaskan prosedur pemeriksaan
·
Penjelasan tentang alat yang akan
digunakan
·
Prosedur ijin kebelakang
·
Menanyakan kesiapan testee
·
Etika hasil
·
Mengecek alat-alat yang akan digunakan
·
Melaksanakan tes binet
·
Melakukan scoring tes binet
·
Membuat laporan
·
Mengecek
alat-alat yang akan digunakan
·
Melaksanakan
tes binet
·
Melakukan
scoring tes binet
·
Membuat
hasil laporan
4.
Tes Intelegensi WAIS (Wechsler Adult
Intelligence Scale-Revised)
Skala
Weschler pertama kali diterbitkan pada tahun 1939 dengan nama Weschler-Bellevue
(W-B). Sasaran utama test ini adalah untuk menyediakan test intelegensi bagi
orang dewasa usia 16 – 75 tahun atau lebih yang
penyajiannya secara individual. penyajian WAIS secara layak meminta tester
mampu menyelenggarakan dengan baik, bahan-bahan yang teratur, ruangan testing
yang sesuai, dan waktu yang cukup. WAIS mengukur
dua aspek kemampuan potensial subyek yaitu aspek Verbal dan aspek Performance. Selain
buku pegangan dan bentuk penilaian, perlengkapan bahan-bahan yang digunakan dalam menyajikan WAIS
adalah booklet berikat spiral berisi soal-soal tes melengkapi gambar, booklet berikat
spiral berisi rancangan-rancangan untuk tes dan rancangan balok, kantong berisi
kartu-kartu untuk tes mengatur gambar, sembilan kubus merah-putih untuk tes
rancangan balok, empat kantong berisi bagian-bagian untuk soal-soal tes merakit
obyek, kartu perisai melukiskan beberan untuk bagian-bagian soal merakit obyek
dan stopwatch untuk mencatat waktu.
5.
Tes Intelegensi WISC
The Wechlser
Intelligence Scale for Children – Revised (WISC – R) Revisi skala WISC yang
dinamai WISC-R diterbitkan tahun 1974 dan dimaksudkan untuk mengukur
inteligensi anak-anak usia 6 sampai dengan 16 tahun. WISC-R terdiri atas 12
subtes yang dua diantaranya digunakan hanya sebagai persediaan apabila
diperlukan penggantian subtes. Keduabelas subtes tersebut dikelompokkan menjadi
dua golongan. Skala verbal terdiri dari informasi, komprehensi, aritmatik, kesamaan, kosakata, rentang Angka. Sedangkan informasi terdiri
dari kelengkapan gambar, susunan gambar, rancangan blok, perakitan objek, coding (Sandi), mazes (Taman Sesat).
TES KEMAMPUAN KERJA
1.
Tes Kraepelin
Tes
Kreapelin merupakan hasil dari ciptaan Emilie Kraepelin dia adalah seorang
Psikiater dari Jerman, adapun proses pembuatannya dari tahum 1856-1926. Alat
ini dapat tercipta atas dasar pemikiran dari faktor – faktor yang merupakan
kekhasan dari sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku. Tes ini
sebenarnya awalnya diperuntukan untuk keribadian. Tujuan
dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan seperti apa
tipe performance seseorang, misalnya hasil penjualan yang rendah, dapat
menggindikasi adaya gejala depresi mental. Interprestasi tujuan tes kraepelin
mencakup 4 hal:
·
Faktor kecepatan (speed factor), dimana dalam
faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang dicapai seseorang
atau teste saat mengerjakan tes.
·
Faktor ketelitian (accuracy factor),
faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang
diperbuat dalam pengerjaan tes.
·
Faktor keajegan (rithme factor), faktor
ini ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes.
·
Faktor ketahanan (ausdeur factor),
dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan
tes.
2.
Tes Pauli
Dikembangkan pada tahun
1983, oleh Dr.Richard Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van
Hiss. Tujuan pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas perbedaan kondisi
individu, melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui pengaruh sikap kerja
terhadap prestasi. Aspek kepribadian yang diukur dalam tes Pauli adalah
kekuatan kemauan, daya tahan dan keuletan, ketekunan dan konsentrasi, daya
penyesuaian, vitalitas atau energi, kecermatan dan ketelitian, stabilitas
emosi, sikap terhadap tugas dan sikap dalam menghadapi tantangan. Alat dan
prosedur pelaksanaan tes: Menyiapkan stopwatch yang siap pakai, menuliskan
contoh Pauli di papan tulis, membagikan lembar tes Pauli dengan isian untuk
nomor, nama, dan sebagainya terletak di sebelah atas, membagikan pensil
(disarankan ada cadangan), intruksi.
TES EVALUASI BELAJAR
Evaluasi
adalah proses pengumpulan, penganalisaan dan penafsiran yang sistematis untuk
menentukan/menetapkan sampai sejauh mana para siswa mencapai tujuan-tujuan
pengajaran. fungsi evaluasi adalah sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pengajaran dan sebagai dasar untuk menentukan nilai atau tingkat
keberhasilan belajar siswa. Adapun jenis evaluasi sebagai berikut:
·
Evaluasi penempatan : untuk menempatkan
siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat
·
Evaluasi psikodiagnostik: untuk mengenal
latar belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar
·
Evaluasi formatif : untuk memberikan
balikan
·
Evaluasi sumatif : untuk memberikan
nilai kemajuan dan keberhasilan siswa
Teknik
evaluasi terbagi membagi dua yaitu teknis tes (Individu yang dievaluasi
(testee) akan mengalami perlakuan yang sama, dalam hal perintah, bentuk tugas,
dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan evaluasi tugas) dan teknik non tes
(digunakan untuk menilai psikomotorik dan afektif dari peserta didik, bukan
aspek kognitifnya).
TES INVENTOR
1. PAPI (The Personality Preference
Inventory)
PAPI
merupakan sebuah alat ukur yang memeriksa gaya kerja yang sangat populer dan
digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan di lebih 50 negara. PAPI dirancang
oleh Dr. Max Martin Kostick di tahun 1960-an. Tujuan tes ini untuk pemeriksaan yang
khusus berkaitan dengan kerja , tes ini berusaha untuk menjelaskan serta
menjawab pertanyaan terkait permasalahan kepribadian inheren. PAPI memiliki dua
format yaitu:
·
PAPI I (Ipsatif ) dimana format tersebut
mengadopsisebuah format wajib memilih (forced-choice) dan menuntut responden
untuk memilih prefensi – prefensi darim90 pernyataan.
·
PAPI N (Normatif) Tes ini meminta
orang-orang yang mengerjakan kuesioner untuk memberikan tingkat sejauh mana
mereka setuju dengan 126 pernyatan.
2.
NEO-PI-R (NEO-Personality Inventory
Revised)
NEO-PI-R
adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara
menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. NEO-PI-R
terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item). Kelebihan dari alat ukur
NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga memudahkan untuk
mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda. Tujuan tes ini
adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan
terhadap pengalaman baru dan sebagainya.
3.
DISC (Dominance, Influence, Steadiness,
Complience)
Alat
tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya
kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Manfaat
alat ukur ini adalah memberikan pemahaman tentang diri seseorang terkait dengan
kelebihan dan kekurangan dirinya, perencanaan masa depan yang lebih baik dan
penempatan yang sesuai dengan keunikan seseorang.
4.
EPPS (Edward Personality Preference Schedule)
Merupakan
tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini
dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan
yang harus dimiliki manusia. EPPS umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu
tes yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Tes EPPS bertujuan untuk
mengungkap 15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk tes EPPS berupa
pasangan-pasangan pernyataan berjumlah 225 pasang. Standar konsistensi
pengerjaan EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9 sudah dapat
dikatakan valid untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).
5.
MBTI
Tes
MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang
dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan
putrinya, Isabel Brigss Myers. Tes MBTI bertujuan secara khusus untuk
mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-tipe kepribadian yang spesifik yang
kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi dalam melakukan tes bagi
pesertanya. Kegunaaan tes ini untuk bimbingan konseling, pengembangan diri dan
memehami orang lain dengan cara yang lebih baik. MBTI bersandar pada empat
dimensi utama yang saling berlawanan. Masing-masing memiliki sisi positif dan
sisi negatif. Berikut empat skala kecenderungan MBTI, yaitu:
·
Ektrovert (E) vs Introvert (I)
·
Sensing (S) vs Intuition (I)
·
Thinking (T) vs Feeling (F)
·
Judging (J) vs Perceiving (P)
TES GRAFIS DAN TES
PROYEKTIF
1.
WZT / WARTEGG
Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg
dalam karyanya Gestaltung und Character sebagai suatu outline untuk tipologi
tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data berupa bentuk/gambar
yang ambigu di tiap 8 kotaknya. Tujuan tes ini untuk mengeksplorasi
struktur kepribadian dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol,
dan fungsi realita, sejauhmana masalah-masalah yang ada “meluas” dalam diri
individu dan melihat abnormalitas manusia. Alat yang dibutuhkan dalam tes ini
adalah menyiapkan stopwatch yang siap pakai, menggambar Tes Wartegg di papan
tulis dan membagikan lembar Tes Wartegg dan sebatang pinsil HB.
2.
DAM
Tes
menggambar Orang dilaksanakan secara individual. Biasanya digunakan untuk
keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan secara klasikal. Alat yang
dibutuhkan yaitu 2 lembar kertas putih ukuran 8.5” x 11”, pensil (medium soft),
penghapus (sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan), lembaran observasi dan
lembaran penyerta. Adapun peranan DAM:
·
Industri dan organisasi : Untuk
digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam seleksi
karyawanUntuk membuat profil kompetensi
·
Militer : Seleksi, klinis, diagnosa, dan
lainnya
·
TK : Dapat melihat kesiapan anak untuk
sekolah
·
SMA : Penjurusan
·
Kuliah : Seleksi, kesesuaian minat dan
bakat
·
Psikolog : Diagnosa gangguan kepribadian
> kebutuhan terapi
3.
BAUM
Tes
menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa dilaksanakan secara individual
maupun klasikal. Metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia. Pohon yang
dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan symbol-simbol
yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu sendiri. Psikolog
klinis dapat menggunakan metode ini untuk mencari gambaran kepribadian individu
yang lebih mendalam hingga mencari indikasi patologisnya. Baik itu patologis
bersifat kepribadian atau gangguan yang bersifat medis. Dari dunia
industry/perusahaan, tim rekrutmen masih menggunakan metode ini sebagai salah
satu alat untuk melihat potensi individu/calon karyawan.
4.
GRAFOLOGI
Grafologi berasal dari
kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu.
Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang
melalui tulisannya. Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk
mengungkapkan karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan
grafologi kita dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan
mental, minat dan bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan
kelemahan diri. Konsep dari tes ini adalah ruang (Tempat seseorang dalam
mencoretkan tulisannya), gerak (Arah tulisan kekanan atau kekiri, keatas atau
menurun), dan bentuk (bentuk-bentuk dari tulisan tiap huruf ataupun kata).
5. DRAGON
TES
Tes yang dikembangkan
oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak.
Objeknya matahari (ayah), rumah (ibu), pohon (anak), naga (kemarahan, kekuatan,
dinamika anak) dan kolam (emosi,perasaan, sensitivitas). Alat yang digunakan
adalah gambar dibuat dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu merah, hijau,
kuning, biru dan hitam, untuk waktu pengerjaan tes ini tidak dibatasi oleh waktu,
alat yang digunakan kertas putih ukuran A4, satu set pensil warna (5 warna
primer) dan daftar 5 objek gambar.
6. TES
PROYEKTIF
Muncul karena adanya
protes terhadap teori atau aliran lama yang kebanyakan bersifat structuralism,
behaviorism, yang kebanyakan memandang individu bukan suatu whole tetapi
sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek. Aspek psikologis manusia yang tidak
disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap melalui self
report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument
khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia.
7. ROSRACH
Metode proyektif yang
paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian seseorang
adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan
bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu
berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya
memiliki warna. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam
hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan komponen-komponen
kepribadian seseorang. Ada tiga kategori penting dalam memberikan skor pada tes
ini, yaitu lokasi yang menunjukkan pada bagian mana respon dilihat oleh klien
dalam kartu, determinan yang menunjukkan bagaimana respon tersebut dilihat, dan
konten yang menunjukkan apa yang dilihat klien dalam kartu.
8. TAT
Thematic Apperception Test atau
yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek
kepribadian individu. Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6
inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda
dan 1 kartu kosong. TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat
bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan
lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan
tersebut. Manfaat dari tes TAT adalah berguna dalam mempelajari secara
keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku
abnormal, penyakit psikosomatis, neurose dan sebagai pendahuluan interview
therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa. Adapun prosedur dalam
tes ini adalah klien diminta membuat cerita dari beberapa kartu bergambar yang
disajikan satu persatu, klien dapat menulis sendiri ceritanya atau examiner
yang menulis cerita klien dan tugas klien adalah menceritakan apa yang sedang
terjadi saat ini, sebelumnya (situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini),
bagaimana pikiran dan perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana
akhir dari cerita yang dibuat klien.
Sahabat blogger, agar ilmu kita makin bertambah sekarang kita simak lagi mengenai Holland Test dan RMIB Test. Berikut penjelasannya :
HOLLAND TEST
Menurut Holland orang dapat
digolongkan ke dalam salah satu jenis kepribadian dari 6 jenis. Pasangan atau
kekesuaian jenis kepribadian dan model lingkungan membantu untuk memahami jenis
kepribadian dan model lingkungan seseorang. Maka perilaku seseorang dapat
diketahui melalui interaksi pola kepribadian dan lingkungannya. Enam kategori
dasar tersebut adalah:
1.
Realistic (R)
Orang dengan karir realistic seperti
mekanik, ATC (air traffic controller), surveyor, ahli elektronik dan
petani.Tipe R biasanya memiliki keahlian atletik atau mekanik dan menyukai
kegiatan luar ruangan dengan peralatan atau mesin. Lebih menyenangi bekerja
dengan alat daripada dengan orang lain, diterangkan sebagai pribadi yang mudah
menyesuaikan diri, tenang, orisinal, teguh dalam pendirian, sabar, tenang,
alami, gigih, praktis, pemalu dan cenderung hati-hati.
2.
Investigative (I)
Orang dengan karir investigative
seperti ahli biologi, kimia, fisika, geologi, laboratorium dan penelitian
termasuk teknisi medis.Tipe I biasanya memiliki keahlian sains dan matematika,
menyukai kesendirian dalam pekerjaan maupun memecahkan masalah.Tipe I menyukai
eksplorasi dan berusaha memahami sesuatu atau kejadian dibandingkan memaksakan
sesuatu kepada orang lain. Tipe I diterangkan sebagai pribadi yang analitis,
hati-hati, cenderung kompleks, kritis, ingin tahu tinggi, independen,
intelektual, tertutup, metodologis atau prosedural, sopan, pesimis, ketepatan,
menggunakan rasio dan tertutup.
3.
Artistic (A)
Orang dengan tipe Artistik seperti composer, musisi,
pengarah panggung, penari, decorator, actor atau aktris dan penulis. Biasanya
tipe A memiliki keahlian seni, menyenangi pekerjaan orisinal dan memiliki
imajinasi tinggi. Tipe A menyukai pekerjaan yang mengandung unsur ide
kreativitas dan ekspresi diri daripada keteraturan atau rutinitas. Pribadi
dapat diterangkan sebagai gambaran rumit, kurangteratur, emosional, ekspresif,
idealistik, menghkhayal, tidakpraktis, impulsif, mandiri, introspektif,
intuitif, sulitakur, terbukadan original.
4.
Social (S)
Tipe karir social seperti guru,
terapis, pekerja religius, konselor, psikolog, perawat.Tipe S biasanya
menyenangi keberadaan diri dalamsosial, tertarik bagaimana bergaul dengan
situasi social dan suka membantu permasalahan orang lain. Pribadi S diterangkan
sebagai terbuka, bekerjasama, ramah, sopan, ringan tangan untuk membantu,
sabar, tanggap secara sosial, simpatik, hangat dan mudah memahami.
5.
Enterprising (E)
Karir enterprising sepertipedagang,
pialang, promotor, produser acara, eksekutif dalam dunia bisnis, penjual,
supervisor dan manajer.Tipe E biasanya memiliki jiwa kepemimpinan, kemampuan
berbicara di depan umum, tertarik dengan uang dan politik dan senang untuk
mempengaruhi orang lain. Secara pribadi suka mempengaruhi secara langsung,
petualang, ambisius, menyenangi perhatian, dominasi, energik, terbuka,
impulsif, optimistis, mencari kesenangan, popularitas, kepercayaan diri dan
berjiwa sosial.
6.
Conventional (C)
Orang dengan karir conventional seperti analis
keuangan, pegawai perpustakaan, banking, ahli pajak, sekretaris, korespondensi,
akunting. Tipe C memiliki keahlian klerikal dan matematika, menyukai pekerjaan
dalam ruang dan mengelola sesuatu agar rapi.Tipe C ini secara pribadi menyukai
rutinitas yang teratur, bekerja sesuai standar jelas, menghindari pekerjaan
yang kurang jelas.Pribadi senang dengan kepatuhan, kesadaran, kehati-hatian,
efisiensi, sesuai aturan, tetap dan konstan.
RMIB TEST
(ROTHWELL
MILLER INTEREST BLANK)
Test RMIB pertama kali disusun oleh
Rothwell pada tahun 1947, saat itu test hanya memiliki 9 jenis kategori dari
jenis-jenis pekerjaan yang ada. Pada tahun 1950, test diperluas menjadi 12
kategori oleh Kenneth Miller. Test ini disusun dengan tujuan mengukur interest
seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan. Berikut 12
kategori dari jenis pekerjaan :
A.
Outdoor
Suatu pekerjaan yang aktivitasnya
dilakukan diluar atau udara terbuka, atau pekerjaan yang tidak berhubungan
dengan hal-hal yang rutin sifatnya.
Contoh:
Petani, penjaga hutan, guru olahraga, juru ukur dan
sebagainya.
B.
Practical
Pekerjaan
yang berhubungan dengan minat terhadap pekerjaan yang praktis, karya pertukangan
dan yang memerlukan keterampilan.
Contoh:
Tukang kayu, penjahit, juru masak, penata rambut, tukang ledeng, ahli sepatu dan sebagainya.
C.
Medical
Pekerjaan
yang berhubungan dengan minat terhadap pengobatan, mengurangi akibat dari
penyakit, penyembuhan, dan didalam bidang medis serta hal-hal biologis pada
umumnya. Contoh: Dokter, ahli bedah,
apoteker, mantra kesehatan, ahli kacamata, perawat orang tua dan sebagainya.
D.
Computational
Pekerjaan
yang berhubungan dengan angka-angka.
Contoh:
akuntan, ahli statistic, auditor, kasir, guru matematika.
E.
Mechanical
Pekerjaan
yang berhubungan dengan atau menggunakan mesin-mesin, alat-alat dan daya
mekanik. Contoh:Insinyur sipil, petugas pom
bensin, montir, ahli reparasi jam.
F.
Scientific
Pekerjaan
yang berhubungan dengan keaktifan dalam hal analisa dan penyelidikan,
eksperime, kimia dan ilmu pengetahuan pada umumnya. Contoh: Ilmuwan, Ahli Botani, Ahli Pertanian, Asisten Laboratorium, Ahli
biologi.
G.
Personal Contact
Pekerjaan yang berhubunga dengan
manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain. Pada dasarnya adalah
suatu pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain. Contoh: Manager bidang penjualan,
penyiar radio, salesman, petugas humas, agen biro iklan.
H.
Musical
Pekerjaan yang berhubungan dengan
minat memainkan alat-alat music atau untuk mendengarkan orang lain bernyanyi
atau membaca sesuatu yang berhubungan dengan music, termasuk penghargaan
terhadap music. Contoh:
Pianis konser, Komponis, guru music, pemain organ tunggal, pemimpin band dan sebagainya.
I.
Aesthetic
Pekerjaan yang berhubungan dengan
hal-hal bersifat seni dan menciptakan sesuatu. Contoh: Seniman, artis komersil, pemotret, penata panggung, guru
kesenian, perancang pakaian dan
sebagainya.
J.
Laterary
Pekerjaan yang berhubungan dengan
buku-buku, kegiatan membaca, mengarang. Contoh: Wartawan, pengarang, penulis drama, penyair, ahli sejarah, ahli
perpustakaan dan sebagainya.
K.
Clerical
Pekerjaan yang berhubungan minat
terhadap tugas-tugas rutin yang ketepatan. Contoh: Manager bank, petugas arsip, pegawai kantor, juru ketik, pegawai
pos.
L.
Social Service
Pekerjaan yang berhubungan dengan minat terhadap
kesejahteraan penduduk, dengan keinginan untuk menolong dan
membimbing/menasehati tentang problem dan kesulitan mereka. Contoh: Guru SD, psikolog, pekerja social, organisator
kepramukaan.
Sahabat blogger, begitulah sedikit penjelasan yang dapat saya rangkum dari mulai bab 1-6, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua ...
Salam Mahasiswa !!!
0 komentar:
Posting Komentar